Beranda Daerah Wonogiri Pasar Hewan di Seluruh Wonogiri Ditutup Buntut Kasus PMK Menggila!

Pasar Hewan di Seluruh Wonogiri Ditutup Buntut Kasus PMK Menggila!

Pasar hewan
Ilustrasi penutupan pasar hewan. AI

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah Kabupaten Wonogiri mengambil langkah tegas dengan menutup seluruh pasar hewan di wilayahnya akibat meningkatnya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK).

Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Bupati Wonogiri Nomor 014 Tahun 2025 tentang Penutupan Sementara Pasar Hewan Sapi dan Kambing.

Surat edaran tersebut diterbitkan pada 3 Januari 2025, dan penutupan berlaku mulai hari yang sama hingga 9 Januari 2025, atau selama tujuh hari. Langkah ini bertujuan untuk memprioritaskan kesehatan dan keselamatan hewan ternak, serta memutus rantai penyebaran PMK yang semakin mengkhawatirkan.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo, yang akrab disapa Bupati Jekek dalam SE, menyatakan bahwa keputusan ini merupakan respons cepat atas perkembangan kasus PMK di Wonogiri.

Penutupan ini adalah upaya serius untuk melindungi ternak di Wonogiri dan meminimalkan dampak ekonomi yang lebih besar akibat wabah ini.

Penutupan pasar hewan seluruh Wonogiri ini dilaksanakan untuk memprioritaskan kesehatan dan keselamatan. Sekaligus memutus mata rantai PMK.

Selama penutupan berlangsung, seluruh aktivitas jual beli hewan ternak, baik di dalam maupun sekitar pasar hewan, dilarang. Pemerintah Kabupaten Wonogiri juga akan melakukan sterilisasi di area pasar hewan serta mengevaluasi kebijakan yang ada untuk mengatasi wabah PMK secara efektif.

Pemkab Wonogiri menghimbau masyarakat, terutama peternak, untuk tetap tenang dan mengikuti arahan yang telah diberikan.

Diharapkan, langkah ini dapat segera mengendalikan penyebaran PMK dan aktivitas pasar hewan dapat kembali berjalan normal.

Sebelumnya, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali meledak di Wonogiri dengan angka yang sangat mengkhawatirkan. Hingga 30 Desember 2024, tercatat sebanyak 310 ekor sapi terjangkit penyakit ini, dengan 57 ekor di antaranya mati.

Baca Juga :  Harga Barang Terus Naik, Perekonomian Belum Stabil Diperparah PPn dan Opsen Pajak Kendaraan, Bagaimana Menyikapinya?

Kepala Dinas Pertanian Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, menyebutkan bahwa sejak awal tahun hingga akhir Desember, PMK telah menyebar dengan masif.

Dari total kasus tersebut, sebanyak 236 ekor sapi berhasil sembuh, 10 ekor dijual, dan 7 ekor dipotong paksa karena kondisinya tidak memungkinkan untuk bertahan.

“Situasi ini sangat memprihatinkan bagi para peternak. Populasi sapi menurun drastis, dan berdampak pada sepinya aktivitas di pasar hewan, seperti di Pasar Hewan Pracimantoro. Bahkan, harga sapi pun turut mengalami penurunan,” ujar Baroto Eko Pujanto, Senin (30/12/2024).

Hingga saat ini, program vaksinasi sapi di Wonogiri baru menyentuh angka 6.000 ekor sepanjang tahun 2024. Namun, langkah ini dianggap belum cukup untuk mengendalikan penyebaran PMK yang semakin meluas.

Pemerintah daerah mengimbau agar peternak sementara waktu tidak membeli sapi baru untuk mencegah risiko penularan lebih lanjut.

Penyebab PMK

PMK disebabkan oleh virus dari keluarga Picornaviridae, yang sangat mudah menyebar melalui kontak langsung antara hewan, udara, atau melalui peralatan yang terkontaminasi.

Faktor risiko utama:

– Mobilitas sapi yang tinggi, terutama saat transaksi di pasar hewan.
– Sanitasi kandang yang buruk.
– Kurangnya vaksinasi pada sapi.

Ciri-Ciri Hewan yang Terjangkit PMK

– Luka pada mulut dan kuku:
Sapi yang terjangkit akan mengalami luka atau lepuhan di bagian mulut, lidah, gusi, dan kuku.

– Air liur berlebihan:
Tanda awal yang sering muncul adalah sapi mengeluarkan air liur yang banyak.

– Demam tinggi:
Suhu tubuh sapi meningkat drastis hingga mencapai 39-41°C.

– Kesulitan berjalan:
Karena luka pada kuku, sapi sering terlihat pincang atau tidak mau bergerak.

– Penurunan nafsu makan:
Sapi enggan makan karena sakit di bagian mulut.

Baca Juga :  Viral Fenomena Bakso Prasmanan di Wonogiri, Ambil Sepuasnya Tapi Jangan Ada Sisa

Bahaya PMK
PMK sangat merugikan karena:

– Tingkat kematian tinggi:
Terutama pada sapi muda.

– Kerugian ekonomi besar:
Penurunan produktivitas susu dan daging.

– Penyebaran cepat:
Virus ini sangat menular, sehingga dalam waktu singkat dapat menjangkiti seluruh populasi sapi di satu daerah.

Cara Pencegahan PMK

– Vaksinasi:
Langkah paling efektif untuk mencegah sapi terjangkit.

– Isolasi hewan sakit:
Pisahkan sapi yang menunjukkan gejala agar tidak menular ke yang lain.

– Hindari pembelian sapi baru:
Peternak disarankan menunda pembelian sapi untuk sementara waktu.

– Jaga kebersihan kandang:
Bersihkan kandang secara rutin dan gunakan desinfektan.

– Pantau kesehatan hewan secara berkala: Lakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan hewan.

– Batasi mobilitas hewan:
Hindari membawa sapi ke pasar hewan atau lokasi dengan tingkat kerumunan tinggi.

Kondisi ini menjadi peringatan serius bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan kesehatan hewan ternak di Wonogiri. Pemerintah dan peternak harus bekerja sama untuk menghentikan penyebaran PMK demi kelangsungan usaha peternakan di wilayah ini. Aris Arianto