SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Putra Mudrick Sangidu, Damar Setiabudi mengungkapkan pesan terakhir ayahnya sebelum meninggal dunia. Sebagai anak laki-laki satu-satunya, ayahnya selalu berpesan untuk melawan kezaliman.
“Kalau bapak itu wejangannya sama saya sebagai anak laki-laki satu-satunya itu ya selalu ke keluarga mengatakan bahwa kita harus melawan kezaliman. Dimana kita berada dan kita sebaliknya harus meminta maaf bila melakukan suatu kesalahan,” ungkapnya.
Damar menyebut sifat keras ayahnya sudah diterapkan kepada dirinya sejak SMP. Terlebih saat era orde baru, kata Damar, sang ayah selalu berpesan bahwa dirinya bukan milik keluarga.
“Memang wataknya keras dan disiplin. Waktu saya SMA itu bapak bilang ke saya. Waktu rezim Soeharto sering melakukan perlawanan, bapak bilang ke saya kalau sampai terjadi apa-apa dengan saya. Misalnya ditembak, kamu harus bangga dengan bapak karena Bapak pejuang,” terangnya.
“Saya ini bukan milik keluarga. Maksudnya kalau keluarga ditinggal karena belum memposisikan bukan milik keluarga. Tapi milik masyarakat melawan kezaliman di manapun berada. Jadi pesan ke saya dari kecil, kamu salah dengan siapa saja harus minta maaf. Tapi kalau kamu tidak salah, kamu harus berani,” lanjutnya.
Mudrick Sangidu sendiri meninggal dunia pada usia 81 tahun. Jenazah Mudrick dimakamkan di TPU Pracimaloyo. Ando