SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sempat mereda beberapa waktu lamanya, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali merebak dan menyerang ternak berkuku belah di wilayah Kabupaten Sleman.
Penyakit yang bernama latin foot and mouth disease dan disebabkan oleh
Aphthovirus itu dapat menular ke hewan lain dengan cepat.
Nyatanya, di Kabupaten Sleman, ada belasan ekor ternak sapi yang dilaporkan mati akibat terjangkit penyakit menular itu.
Plt. Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman, Ir. Suparmono, mengungkapkan bahwa hingga 6 Januari 2025, sebanyak 457 ekor ternak di Kabupaten Sleman tercatat terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Dari jumlah tersebut, 206 ekor dinyatakan sembuh, sementara 16 ekor mati, dan 3 ekor lainnya dimusnahkan. Saat ini, masih ada 232 ekor ternak yang dalam kondisi sakit.
“Kematian ternak akibat PMK di Sleman mayoritas terjadi pada sapi. Kasusnya tersebar di beberapa wilayah, seperti Umbulharjo, Jogotirto, hingga Tlogoadi,” ujar Suparmono pada Selasa (7/1/2025).
Ia menjelaskan, jumlah kematian ternak akibat PMK terus bertambah. Beberapa kematian ternak sebenarnya telah terjadi sejak bulan Mei, Juli, September, Oktober, hingga Desember tahun lalu. Namun, kasus-kasus tersebut baru dilaporkan oleh peternak pada Januari 2025.
“Laporan yang baru diterima ini membuat petugas kesehatan hewan juga baru bisa mencatat dan melaporkannya ke sistem isikhnas bulan ini,” tambahnya.
Untuk mengendalikan penyebaran PMK, DP3 Sleman telah mengambil berbagai langkah strategis. Salah satunya adalah pemberian vaksinasi kepada ternak. Selain itu, dinas juga bekerjasama dengan Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates untuk meningkatkan surveilans, investigasi, pengambilan sampel, dan pengujian guna mengidentifikasi sumber penularan, faktor risiko, serta epidemiologi penyakit.
Petugas di lapangan juga aktif memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada para peternak terkait pentingnya biosekuriti pada kandang ternak. Peternak diminta segera melapor jika menemukan ternak yang sakit, agar kandang bisa ditutup sementara waktu.
Selain edukasi kepada peternak, sosialisasi juga dilakukan kepada pedagang ternak di pasar hewan. “Kami terus memantau lalu lintas ternak, baik di Pasar Hewan Ambarketawang maupun di kandang-kandang kelompok,” jelas Suparmono.
Dengan berbagai upaya tersebut, DP3 Sleman berharap dapat menekan penyebaran PMK dan melindungi kesehatan ternak di wilayah tersebut.