Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Prof. Avi Gelar Pameran Lukisan “Kidung Cinta: Menggores Makna Mewujud Rupa”

Anggota Dewan Profesor UNS Surakarta berfoto bersama dalam pameran lukisan tunggal bertajuk “Kidung Cinta: Menggores Makna Mewujud Rupa” | Foto: Istimewa

SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dewan Profesor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bersama Prof. Dr. Ars. Avi Marlina, ST., MT., menggelar pameran lukisan tunggal bertajuk “Kidung Cinta: Menggores Makna Mewujud Rupa” pada Jumat (17/1/2025).

 

Acara yang berlangsung di Ndalem Padmo Wedangan Lek Man, Jalan Adam Saad, Triyagan, Sukoharjo itu  dihadiri Ketua Dewan Profesor UNS, Prof. Drs. Suranto Tjiptowibisono, M.Sc., Ph.D., mantan Rektor UNS Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum., serta sejumlah anggota Dewan Profesor lainnya.

 

Dalam sambutannya, Prof. Suranto menyampaikan apresiasi atas inisiatif Prof. Avi dalam menggelar pameran tersebut. Ia menilai, kegiatan itu menjadi bentuk kolaborasi unik antara seni dan keilmuan yang sejalan dengan peran Dewan Profesor dalam mengkaji dan mengembangkan budaya akademik.

Para anggota Dewan Profesor UNS Surakarta sedang menyaksikan lukisan yang dipajang dalam pameran lukisan tunggal bertajuk “Kidung Cinta: Menggores Makna Mewujud Rupa” | Foto: Istimewa

“Keberadaan Prof. Avi dengan ide-idenya sangat menarik. Beliau menunjukkan bahwa arsitektur tidak hanya sebatas sains dan teknologi, tetapi juga bisa merambah ke seni lukis. Ini adalah bentuk pengembangan keilmuan yang baru dan patut menjadi inspirasi bagi rekan-rekan dosen lainnya,” ungkap Prof. Suranto, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

 

Menurutnya, pameran tersebut memberikan suasana berbeda dari kegiatan akademik di kampus. Dengan konsep yang lebih santai dan alami, acara ini memperlihatkan bagaimana seorang arsitek mampu mengekspresikan ilmu melalui seni lukis, menciptakan harmoni antara teknologi dan rasa seni.

 

Perpaduan Seni dan Teknologi dalam Arsitektur

 

Sebagai inisiator pameran, Prof. Avi menjelaskan bahwa arsitektur tidak hanya berbicara tentang bangunan secara teknis, tetapi juga melibatkan seni dan budaya.

 

“Arsitektur berdiri di atas dua kaki: teknologi dan seni. Melalui lukisan, saya ingin menunjukkan bahwa bangunan tidak hanya berupa garis atau bentuk kotak-kotak, tetapi bisa diekspresikan dengan sentuhan seni,” tutur Prof. Avi.

 

Acara itu juga menjadi ajang silaturahmi bagi berbagai kalangan, mulai dari anggota Dewan Profesor, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), alumni Universitas Diponegoro, hingga mahasiswa. Prof. Avi berharap kegiatan ini dapat memotivasi para akademisi untuk terus berkarya.

 

“Ilmu itu luas dan tak terbatas. Semoga ke depan semakin banyak teman-teman yang terinspirasi untuk berkarya dengan caranya masing-masing,” tambahnya.

 

Setelah pembukaan oleh Ketua Dewan Profesor UNS, para peserta diajak menikmati pameran lukisan “Kidung Cinta: Menggores Makna Mewujud Rupa”. Acara ditutup dengan sesi foto bersama, diskusi ringan, serta hiburan berupa musik dan sajian menu khas lokal dari Wedangan Lek Man.

 

Pameran itu menjadi bukti bahwa seni dan ilmu pengetahuan dapat saling melengkapi, menciptakan karya yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga bermakna secara intelektual. Suhamdani

Exit mobile version