KULONPROGO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah dimulai secara bertahap di Kulonprogo, khususnya di Kapanewon Sentolo, sejak Senin (13/1/2025).
Bersamaan itu pula, para pemilik dan pengelola kantin sekolah mulai menata diri dan mencari strategi bagu untuk menyiasati kemungkinan dampak program MBG tersebut bagi warung mereka.
Salah satunya adalah Yuli, seorang pengelola kantin sekolah di SMP Negeri 1 Sentolo. Ia mengakui sejak penerapan program MBG, kantin yang dia kelola mengalami penurunan penjualan sampai separuhnya.
“Ya memang ada penurunan penjualan, bisa sampai separuhnya ini,” katanya saat ditemui pada Rabu (15/01/2025).
Menurut Yuli, penurunan tersebut lebih disebabkan karena pelajar tidak lagi membeli makanan berat dari kantinnya.
Sebelum MBG, ia biasanya menyediakan nasi kuning hingga soto untuk makan siang pelajar. Namun dengan adanya MBG membuatnya tak lagi menjual makanan berat, lantaran takut merugi.
Ia kini lebih memilih menjual makanan dan minuman ringan saja.
“Bersyukurnya itu anak-anak tetap mau jajan meskipun sudah dapat jatah MBG,” ujar Yuli.
Jagat, pengelola kantin lainnya di SMPN 1 Sentolo mengaku penurunan penjualannya tidaklah signifikan.
Sebab sejak awal beroperasi, pihaknya memang hanya menyediakan makanan dan minuman ringan.
Penurunannya diperkirakan sekitar 5 persen dari biasanya.
Penurunan tersebut terlihat dari pendapatan kotor atau omset harian yang didapat dari berjualan.
“Biasanya bisa sampai Rp 600 ribu sehari, tapi sekarang paling Rp 550 ribu sehari sejak ada MBG,” ungkap Jagat.
Menurutnya, penurunan tersebut bisa jadi karena anak-anak mengurangi jajannya lantaran sudah mendapat jatah MBG.
Pengurangan bisa karena dari orang tua atau mereka memilih untuk menabung uangnya.
Meski begitu Jagat mengaku tidak terlalu mempermasalahkan adanya program MBG tersebut.
Ia lebih memilih menyiapkan strategi lain agar usaha kantinnya tetap berjalan.
“Ya salah satunya hanya menyediakan makanan dan minuman ringan saja, karena anak-anak tetap membeli itu,” jelasnya.