Beranda Nasional Jogja Wisatawan Tertipu! Sudah Booking Hotel, Saat Disamperin Ternyata Sudah Beralih jadi Rumah...

Wisatawan Tertipu! Sudah Booking Hotel, Saat Disamperin Ternyata Sudah Beralih jadi Rumah Kos

ilustrasi hotel | tribunnews

SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM Pengalaman kurang menyenangkan dialami oleh wisatawan yang berniat liburan di kawasan Kota Yogyakarta. Bagaimana tidak, wisatawan tersebut dikabarkan telah memasan sebuah hotel di wilayah Pogung Lor, Sleman melalui sebuah aplikasi.

Tetapi, ketika wiasawatan tersebut mendatangi lokasi hotel yang dipesan, ternyata hotel tersebut sudah tutup karena sudah beralih fungsi menjadi bangunan indekos.  Tak pelak, kabar kurang mengenakkan itu sempat ramai di media sosial.

“Karena hal tersebut, dirinya dan ketiga temannya terpaksa merugi akibat pihak hotel tidak bertanggung jawab. Pemesanan melalui aplikasi juga tidak dapat direfund,” begitu tulis akun Instagram @jogjainfoid, dilihat pada Kamis (2/1/2025).

Mengenai persoalan tersebut, Ketua BPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Sleman, Andhu Pakerti mengatakan properti atau hotel yang bersangkutan belum menjadi anggota PHRI.

Sebab itu, dia belum dapat banyak memberikan pernyataan.

Namun demikian, terkait adanya perubahan bisnis dari hotel ke kos-kosan, ia berpandangan bahwa hal tersebut adalah hak pemilik karena mungkin terkait pasar yang ditentukan.

Hanya, Andhu menegaskan apabila wisatawan berlibur menggunakan jasa online travel agent (OTA), wisatawan perlu memastikan betul karena OTA belum tentu meng-update kondisi terbaru mengenai merchant atau pelaku usaha jasa.

Baca Juga :  Jelang Nataru, Hotel di Kawasan Malioboro Sudah Penuh Sesak, Okupansai Capai 95,8 Persen

“Sekadar gambaran kerjasama OTA dan property hotel, sifatnya komisi. Dan jika ada pembayaran pun, pihak hotel baru terima 1 bulan berikutnya dari OTA,” katanya.

ndhu kemudian memberi saran kepada wisatawan agar tidak tertipu ketika memesan hotel. Menurut dia, ada empat hal yang perlu diperhatikan yakni place, price, review dan rating.

Wisatawan perlu mengecek tempat (place) melalui google maps atau google secara umum dan mengontak telepon front office yang bersangkutan. Nomor telepon biasanya tertera di google business penyedia jasa. Berikutnya, wisatawan perlu memerhatikan harga (price).

Harga itu  bersifat relatif bisa dicek di best price melalui agen maupun direct book front office.  Di samping itu, review dan rating juga bisa dijadikan parameter untuk memilih hotel yang akan disinggahi.

Pengecekan review secara sederhana dapat dilihat melalui google. Wisatawan juga disarankan jangan hanya tergiur dengan harga murah saja.

“Belum tentu properti yang bersangkutan memiliki program yang ditawarkan sebagaimana di iklan. Karena sekali lagi online travel agen hanya sebagai jembatan untuk reservasi. Sedangkan keputusan ada di properti tersebut,” ujar dia.

Baca Juga :  Keributan di RM Padang Godean, Sleman: Gara-Gara Kuah Habis, Pemuda Diduga Lakukan Penganiayaan

Disinggung terkait anggota PHRI Sleman apakah ada yang mengubah bisnis dari hotel ke indekos, menurut Andhu, sejauh ini tidak ada.

“Kalau di anggota kami, belum ada yang seperti itu,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid saat dikonfirmasi apakah akan ada tindaklanjut dari Pemerintah terkait persoalan yang merugikan wisatawan ini, ia masih belum berkomentar.

www.tribunnews.com