Beranda Daerah Wonogiri Dakwah Tak Cukup Bermodal Pintar, Tapi Perlu Kearifan

Dakwah Tak Cukup Bermodal Pintar, Tapi Perlu Kearifan

Ceramah
Ilustrasi penceramah. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM Menag Nasaruddin Umar menegaskan bahwa dakwah tidak cukup hanya bermodalkan kepintaran, tetapi harus dilakukan dengan penuh kearifan. Hal ini penting agar dakwah bisa berjalan dengan santun dan tidak menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.

“Dalam dakwah yang penuh kearifan, berdebat pun dilakukan dengan santun. Sehingga, tidak ada benturan antar sesama. Jika semua orang sadar akan dirinya, maka tidak akan ada benturan apalagi menyalahkan orang lain,” ujar Menag Nasaruddin Umar, seperti dikutip dari laman Kementerian Agama, Selasa (4/2/2025).

Menurutnya, orang yang arif tidak mencari kesalahan orang lain, tetapi justru menyelesaikan masalah dengan cara yang bijak tanpa mengharapkan pujian. Orang arif, tidak pernah mencari kambing hitam atau kambing putih, tapi diam-diam menyelesaikan persoalan tanpa pernah ingin dipuji orang lain.

Menag Nasaruddin Umar menambahkan bahwa mencari orang pintar di Indonesia sangat mudah, tetapi menemukan orang yang arif sangatlah langka. Semua orang arif itu pintar, tapi tidak semua orang pintar itu arif.

Baca Juga :  Info PPG Dalam Jabatan Angkatan 1 2025: Ini Tahapannya

Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk mendidik anak-anak agar tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kebijaksanaan dalam bersikap.

Selain itu, Menag Nasaruddin Umar juga menekankan pentingnya menghargai kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari.

“Jangan terlalu cepat menilai negatif sebuah kearifan lokal. Kearifan itu bisa diperoleh dari nilai-nilai yang ada di sekitar kita,” tuturnya.

Ia mencontohkan bagaimana dunia Barat mulai berpaling ke Timur karena menyadari bahwa ilmu teknologi saja tidak cukup untuk menyelesaikan berbagai persoalan.

Tak hanya itu, Menag Nasaruddin Umar juga mengingatkan pentingnya menjalin persahabatan dengan alam. Ia mencontohkan bagaimana Nabi Muhammad SAW memiliki hubungan erat dengan alam, termasuk dengan burung dan laba-laba yang pernah menyelamatkan beliau saat bersembunyi di dalam gua.

“Bersahabat dengan alam semesta itu dicontohkan oleh Nabi. Semua agama mengajarkan mencintai alam. Dalam Islam, diterangkan bahwa semua alam bertasbih kepada Allah,” ujarnya.

Baca Juga :  Mitos Gunung Pegat Wonogiri, Dihindari Pengantin Pencuri hingga Lokasi Bunuh Diri

Menag Nasaruddin Umar berharap dakwah ke depan bisa lebih mengedepankan kearifan, bukan sekadar kecerdasan intelektual, sehingga pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh semua kalangan. Aris Arianto