Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Pabrik Semen Pracimantoro Wonogiri Tuai Pro dan Kontra

Karst

Ilustrasi kawasan karst. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Rencana pendirian pabrik semen Pracimantoro Wonogiri, menuai pro dan kontra. Pabrik yang akan dibangun di lahan seluas 135 hektare di Desa Suci dan Watangrejo ini telah mengantongi izin dari Pemprov Jateng dan kini hanya tinggal menunggu izin produksi.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Bupati Jekek, menjelaskan bahwa pabrik semen ini dipilih berlokasi di Pracimantoro karena kualitas bahan baku yang dinilai sangat baik.

“Lapisan tanahnya hanya sekitar satu meter, setelah itu langsung batu gamping dengan kejernihan terbaik dibanding daerah lain,” ujar Bupati Jekek beberapa waktu lalu.

Dia menambahkan bahwa investasi yang dikucurkan untuk proyek ini diperkirakan mencapai triliunan rupiah dengan potensi menyerap tenaga kerja hingga 7.000 orang. Pemerintah memastikan bahwa kegiatan produksi ini telah melalui kajian para ahli dan tidak akan mengganggu kawasan lindung karst.

Izin Lingkungan Sudah Dikeluarkan

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah telah memberikan izin kelayakan lingkungan hidup bagi pabrik semen ini yakni PT Anugerah Andalan Asia di Wonogiri. Izin tersebut dikeluarkan pada 5 Juli 2024 dan dipublikasikan di situs resmi DLHK Jateng.

Kepala DLHK Jateng, Widi Hartanto, menegaskan bahwa lahan tambang seluas 123,315 hektare tidak berada di kawasan Geopark Gunung Sewu yang diakui UNESCO sejak 2015. Dengan kapasitas produksi maksimal 4,2 juta ton semen per tahun, operasional pabrik semen ini diklaim tidak akan berdampak signifikan terhadap kelestarian lingkungan sekitar.

Tambang batu gamping sebagai bahan baku semen akan dikelola oleh PT Sewu Surya Sejati dengan kapasitas maksimal 4,2 juta ton per tahun. Lahan tambang batu gamping yang digunakan mencapai 186,13 hektare, mencakup beberapa desa di Pracimantoro, yaitu Watangrejo, Suci, Gambirmanis, Joho, dan Petirsari.

Gelombang Penolakan Mengemuka

Meski telah mengantongi izin lingkungan, rencana pembangunan pabrik semen ini tetap menuai protes dari berbagai pihak. Sejumlah aktivis lingkungan pihak lain mengkhawatirkan dampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan masyarakat, serta keberlanjutan sumber daya alam bagi generasi mendatang.

Mereka menyoroti potensi kerusakan ekosistem karst yang berperan penting dalam penyimpanan air tanah. Selain itu, aktivitas tambang dan produksi semen dinilai berpotensi meningkatkan polusi udara serta mengancam kelangsungan sektor pertanian dan peternakan di sekitar lokasi tambang.

Sejumlah aksi protes di media sosial dan forum diskusi mulai bermunculan, menuntut evaluasi lebih lanjut terhadap proyek ini. Sebagian mendukung dengan alasan peluang kerja yang tercipta, tetapi sebagian lain tetap menolak karena khawatir terhadap dampak jangka panjangnya.

Dengan situasi yang terus berkembang, proyek pabrik semen Pracimantoro diprediksi masih akan menjadi perdebatan panas di Wonogiri. Akankah investasi besar ini membawa manfaat atau justru menjadi ancaman bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat setempat? Aris Arianto

Exit mobile version