SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali mengukuhkan sejumlah Guru Besar dalam Sidang Terbuka Senat Akademik yang digelar di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram, Selasa (11/2/2025).
Pada hari kedua pengukuhan ini, salah satu sosok yang mendapat kehormatan adalah Prof. Dr. Sri Yamtinah, M.Pd, yang resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Evaluasi dan Pembelajaran Kimia di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS Surakarta.
Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Technology-Based Assessment dalam Pembelajaran Kimia: Transformasi Menuju Pembelajaran yang Lebih Responsif dan Adaptif”, Prof. Sri Yamtinah menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran dan penilaian.
“Pada era digital, pembelajaran dan penilaian dapat mengambil manfaat besar dari teknologi untuk menjadi lebih efektif dan efisien,” ujarnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Prof. Sri Yamtinah menjelaskan bahwa transformasi penggunaan teknologi dalam asesmen pendidikan sangat dibutuhkan untuk menciptakan sistem penilaian yang responsif, cepat, dan akurat. Sistem ini tidak hanya relevan bagi kebutuhan belajar siswa, tetapi juga penting dalam mempersiapkan mereka menghadapi dunia kerja yang dinamis.
Lebih lanjut, Prof. Sri Yamtinah memaparkan perjalanan riset evaluasi dan pembelajaran kimia yang dilakukannya dalam lima fase utama. Fase pertama dimulai dengan Asesmen Tradisional (2015-2016), yang fokus pada instrumen asesmen konvensional untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Fase kedua melangkah ke Computer-Based Assessment (2017-2018), menggunakan Computerized Two-Tier Multiple Choice (CTTMC) untuk mengukur representasi kimia dan miskonsepsi siswa secara efektif dan efisien.
Pada Fase ketiga, riset berlanjut dengan Web Basic Assessment (2019-2020), di mana pengembangan instrumen berbasis web digunakan untuk mengukur literasi kimia dan kemampuan berpikir kritis siswa. Selanjutnya, Fase keempat memasuki era AKM dan Transformative Assessment (2022-2023), dengan fokus pada Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan model pembelajaran Culturally Responsive Transformative Teaching (CRTT) yang dilengkapi penilaian otomatis berbasis Machine Learning.
Fase terakhir adalah AI dan VR-Based Assessment (2023-2024) yang memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) dan Virtual Reality (VR) untuk inovasi asesmen dalam diagnosis miskonsepsi dan pemahaman konsep kimia siswa. Teknologi ini melibatkan Natural Language Processing (NLP) untuk memproses jawaban siswa melalui tahapan tokenisasi dan pembersihan data, serta mencocokkannya dengan knowledge base yang berisi jawaban ahli.
Prof. Sri Yamtinah juga menjelaskan bahwa sistem penilaian yang dikembangkannya mampu menganalisis jawaban siswa secara otomatis, baik dari input teks maupun gambar. Teknologi Machine Learning yang digunakan dapat memberikan skor secara akurat dan menyertakan deskripsi relevan terkait jawaban siswa. Dengan sistem ini, guru diharapkan dapat lebih fokus pada pengembangan pembelajaran yang efektif, sementara aspek administratif penilaian dapat ditangani secara otomatis.
Di akhir pidatonya, Prof. Sri Yamtinah menyampaikan harapannya agar inovasi asesmen berbasis teknologi ini dapat membantu mempercepat respons terhadap hasil belajar siswa dan memastikan proses penilaian lebih adaptif terhadap kebutuhan pendidikan di era digital.
Sidang pengukuhan Guru Besar ini juga mengukuhkan beberapa Guru Besar lainnya, seperti Prof. Dr. Ir. Minar Ferichani, M.P dari Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Emmy Latifah, S.H., M.H dari Fakultas Hukum, serta Prof. Ofita Purwani, S.T., M.T., Ph.D dari Fakultas Teknik.
Acara diakhiri dengan ucapan selamat dari Rektor UNS, Prof. Dr. Hartono, dr., M.Si, yang mengapresiasi pencapaian para Guru Besar baru ini sebagai wujud komitmen UNS dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Suhamdani