Beranda Daerah Wonogiri Putra Baturetno, Bupati Wonogiri Setyo Sukarno Dilantik 20 Februari 2025, Mbatunesia Berbangga,...

Putra Baturetno, Bupati Wonogiri Setyo Sukarno Dilantik 20 Februari 2025, Mbatunesia Berbangga, Namun PR Besar Menanti Solusi

Bupati Wonogiri Setyo Sukarno
Bupati Wonogiri Setyo Sukarno. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kamis, 20 Februari 2025, menjadi hari bersejarah bagi Kabupaten Jateng tenggara, Wonogiri. Hari dan tanggal tersebut, resmi dilantik Bupati Wonogiri Setyo Sukarno dan Wakil Bupati Wonogiri Imron Rizkyarno di Jakarta.

Pelantikan ini menandai babak baru kepemimpinan di Wonogiri, terutama bagi masyarakat Baturetno.

Untuk pertama kalinya, dan tercatat dalam sejarah, Wonogiri memiliki bupati yang berasal dari wilayah Baturetno. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi warga setempat yang kerap menyebut diri mereka sebagai Mbatunesia.

Harapan besarpun disematkan pada kepemimpinan Bupati Wonogiri Setyo Sukarno dan Wakil Bupati Wonogiri Imron Rizkyarno.

Salah satu harapan utama masyarakat adalah pembangunan infrastruktur, terutama perbaikan jalan di wilayah selatan Wonogiri yang selama ini dikenal amburadul. Selain itu, kemudahan akses pekerjaan dan peningkatan iklim usaha menjadi tuntutan besar dari warga.

Warga Baturetno menyambut gembira pelantikan ini dan berharap perubahan nyata segera terjadi.

“Kami sangat bangga akhirnya ada putra Baturetno yang jadi bupati. Harapannya jalan-jalan di daerah selatan ini segera diperbaiki, biar akses ekonomi makin lancar,” ujar Suparno, seorang warga Baturetno.

Hal senada disampaikan oleh Siti, pemilik warung di wilayah Wonogiri selatan. Menurutnya, perhatian pemerintah terhadap sektor UMKM juga sangat dibutuhkan.

“Kami berharap ada kemudahan akses permodalan bagi pedagang kecil seperti kami, supaya usaha bisa berkembang dan ekonomi warga meningkat,” ungkapnya.

Sementara itu, Triyono, seorang pemuda Baturetno yang masih menganggur, berharap kepemimpinan baru ini mampu menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

“Cari kerja di Wonogiri ini susah, semoga ada program yang bisa membantu anak muda dapat pekerjaan atau modal usaha,” kata dia.

Selain itu, tantangan besar sudah menanti. Pemerintahan baru ini harus bergerak cepat di tengah kondisi keterbatasan anggaran akibat kebijakan efisiensi besar-besaran. Mampukah Setyo Sukarno dan Imron Rizkyarno menjawab ekspektasi tinggi dari masyarakat? Waktu akan menjadi saksi.

Baca Juga :  Siap-siap! Ijazah Elektronik Diklaim Tingkatkan Efisiensi dan Keamanan

Untuk diketahui Bupati Wonogiri Setyo Sukarno awalnya merupakan seorang pendidik alias guru. Kala itu dia mengajar mata pelajaran teknik otomotif di SMK Pancasila 3 Baturetno Wonogiri.

Selanjutnya Setyo Sukarno yang merupakan putra tokoh berpengaruh Baturetno, almarhum Sutarno terjun ke dunia politik melalui kendaraan PDIP.

Karir politiknya terbilang cukup cemerlang. Diawali saat menjadi pengurus Ranting PDIP Desa Baturetno tahun 1998. Berlanjut menjadi Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) partai di Kecamatan Baturetno tahun 1999.

Pada tahun yang sama mencoba keberuntungan dengan mengikuti Pemilihan Umum sebagai wakil rakyat. Setyo terpilih dan menjadi anggota Komisi E dan beralih ke Komisi D di periode 1999-2004. Meningkat menjadi Ketua Komisi B serta C di periode selanjutnya. Kemudian menduduki jabatan Sekretaris DPC PDIP di tahun 2010, dan saat periode itu pula di gedung dewan, istri mba Sri Rahayu atau Mba Yayuk ini dipercaya menjadi Ketua Komisi B dan C. Hingga kemudian berlanjut mendapat amanat menduduki kursi Ketua DPRD Wonogiri.

Jabatan birokasi diemban dengan menjadi Wakil Bupati Wonogiri mendampingi Bupati Joko Sutopo. Lantas pada Pilkada Wonogiri 2024 melaju cabup didampingi Imron Rizkyarno dan mengungguli pasangan Tarso-Kristian Teguh Suryono.

Dalam perbincangan beberapa waktu lalu, Setyo Sukarno menyebutkan tetap melaksanakan tugas mengajar kendati sudah lama tidak menjadi seorang guru. Selama menduduki kursi di gedung dewan, maupun birokrasi, profesi mengajar tetap dilakukan.

“Meskipun cara mengajarnya tentunya sangat lain jika dibandingkan waktu menjadi guru dulu,” ujar Setyo Sukarno.

Pria kelahiran Wonogiri 6 Agustus 1966 ini mengatakan, anggota dewan bertugas mengajarkan pendidikan politik kepada masyarakat.

Hal ini bisa dilakukan melalui pola pelaksanaan tugas pengawasan, legislasi, maupun penganggaran. Dengan bekerja secara sungguh-sungguh dan baik, secara otomatis anggota dewan tersebut menunjukkan cara berpolitik yang baik seperti apa. Sehingga masyarakat bisa mengetahuinya.

Baca Juga :  Alhamdulillah, Tunjangan Insentif Guru Non PNS Tetap Cair, Tak Terpengaruh Efisiensi

Ketika menduduki jabatan birokasi, pendidikan politik dijabarkan melalui program-program pemerintahan. Pola penjaringan melalui Musrenbang, pertemuan langsung dengan masyarakat, dan saluran lainnya.

Memberikan pengajaran berpolitik juga bisa ditempuh saat ngobrol langsung. Warga Dusun Duwet Kidul RT 2 RW 5 Desa/Kecamatan Baturetno ini mengaku sering mendatangi acara pertemuan hingga tingkat RT. Dalam acara tersebut, dirinya dipastikan selalu berinteraksi dengan masyarakat.

Seringkali muncul pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat terkait pembangunan, pemerintahan, maupun permasalahan lainnya. Nah, dalam kesempatan itu pula dirinya sebisa mungkin memberikan penjelasan secara gamblang.

Ayah dua orang putra ini selanjutnya secara terus terang berujar pola pengajaran saat menjadi guru dulunya, tetap dipakai hingga sekarang. Yakni, semaksimal mungkin memberikan penjelasan yang gamblang kepada masyarakat. Baik ada pertanyaan maupun tidak.

“Jadi sama seperti waktu menjadi guru di sebuah sekolah menengah kejuruan di wilayah Kecamatan Baturetno dulu. Sekitar sepuluh tahun saya menjadi guru dengan mengajar mata pelajaran teknik,” ujarnya.

Pola mengajar layaknya guru tersebut, disebutnya memberikan pengaruh besar. Dirinya enjoy menerapkannya. Aris Arianto