WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — SMPN 2 Jatiroto Wonogiri atau Espenero kembali mengadakan rangkaian kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema Kearifan Lokal, kali ini dengan mengusung budaya Megengan.
Acara ini berlangsung pada 24-26 Februari 2025, bertepatan dengan H-3 Ramadan, dan menjadi momen penting untuk melestarikan tradisi serta memperkuat nilai-nilai spiritual di kalangan siswa.
Kegiatan P5 dibuka dengan sesi Pengenalan Budaya Megengan oleh tiga narasumber yang juga merupakan guru SMPN 2 Jatiroto Wonogiri, yaitu Giyat, Siswanto, dan Joko Santoso. Mereka memberikan pemahaman mendalam kepada para siswa tentang sejarah dan makna Megengan — tradisi masyarakat Jawa sebagai bentuk syukur dan suka cita dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Sebagai bagian dari tradisi Megengan, Bunda Espenero — kelompok ibu-ibu guru SMPN 2 Jatiroto Wonogiri— turut berpartisipasi dengan mengajarkan cara membuat wadah makanan tradisional dari daun pisang.
Siswa-siswi diajak mempraktikkan pembuatan berbagai wadah khas seperti sudi, takir, pincuk, samir, dan conthong. Kegiatan ini tidak hanya melatih keterampilan, tetapi juga memperkenalkan kembali budaya ramah lingkungan melalui penggunaan bahan alami.
Puncak acara bertajuk “Gayeng Regeng Megengan Sareng Espenero” berlangsung meriah. Berbagai makanan khas Megengan disajikan, mulai dari tumpeng, ambeng, supitan, serundeng, kering tempe, oseng lombok kentang, hingga kue apem — simbol permohonan maaf dan introspeksi diri menjelang Ramadan.
Acara diawali dengan kirab makanan tradisional, dilanjutkan pembacaan sholawat yang dipimpin oleh Ustadz Galih Ageng Nur Rohman, dan ditutup dengan makan bersama di halaman sekolah.
Kepala SMPN 2 Jatiroto Sutardi, mengapresiasi antusiasme seluruh peserta didik dan guru.
“Tema Kearifan Lokal dengan kegiatan Gayeng Regeng Megengan Sareng Espenero benar-benar mengena dan sangat dekat dengan adat istiadat masyarakat Jatiroto. Megengan mengajarkan kita untuk bersyukur atas nikmat Tuhan dan menyambut Ramadan dengan hati gembira,” ujarnya.
Lebih dari sekadar tradisi, Megengan menjadi ajang mempererat silaturahmi antar keluarga, tetangga, dan masyarakat. Tradisi ini juga mengandung berbagai nilai luhur, seperti religiusitas, rasa syukur, gotong royong, dan pluralisme.
Salah satu ikon khas Megengan adalah kue apem. Meski sederhana, apem sarat makna spiritual, yakni simbol afwan (permohonan maaf) dan megeng (pengendalian diri). Tradisi ini merupakan warisan Wali Songo, yang menggunakan budaya lokal sebagai sarana dakwah untuk memperkenalkan Islam secara damai dan inklusif.
Dengan semangat kebersamaan dan pelestarian budaya, SMPN 2 Jatiroto Wonogiri membuktikan bahwa pendidikan bukan hanya soal akademik, tetapi juga soal menjaga warisan leluhur dan membangun karakter peserta didik yang berakar kuat pada nilai-nilai Pancasila. Aris Arianto