Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Sindikat Penjambret Modus Ban Bocor yang Beraksi di Beberapa Provinsi di Jawa

Polrsta Surakarta Konfrensi Pers kasus penjambret modus ban bocor di Solo Jumat (21/25).

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Kepolisian Resor Kota (Polresta) Solo mengungkapkan beberapa fakta baru terkait sindikat penjambret dengan modus ban bocor yang beraksi secara lintas provinsi yang sebelumnya telah dibekukan Tim Resmob Polresta Solo bersama Tim Resmob Polres Magelan pada Selasa (18/2/2025) dini hari.

Wakapolresta Solo, AKBP Sigit mengungkapkan sindikat ini baru dibentuk dan memang menyasar pengendara mobil di beberapa provinsi yang ada di Solo. “Jumlah anggota 6 orang. Mereka beraksi secara berkelompok menyasar pengendara mobil dan merupakan sindikat antar provinsi,” kata Sigit saat ungkap kasus di Mapolresta Solo pada Jumat (21/2/2025).

Keenam pelaku tersebut sengaja mendatangi sebuah kota untuk melancarkan aksinya. Modus operandinya, mereka biasanya tiba di suatu kota pada malam hari untuk menginap terlebih dahulu di hotel. Pagi harinya, mereka meminjam sepeda motor di sebuah rentalan untuk melancarkan aksi.

Selanjutnya, keenam pelaku membagi tugas, yakni pemberi informasi bohong ke pengendara bahwa ban mobilnya bermasalah, pengalih perhatian pengendara, dan pencurinya sendiri. “Jadi mereka memberi informasi kepada pengendara bahwa ban mobilnya bermasalah tidak hanya sekali, akan tetap berkali-kali.

Awalnya satu anggotanya melalui pengendara untuk bilang ban mobil rusak, selanjut anggota lainnya menyusul melakukan hal yang sama, hingga pengendara itu meyakini bahwa ban mobilnya rusak atau bermasalah,” jelasnya.

Saat pengendara berhenti untuk mengecek ban mobil, datang lagi anggota sindikat yang lainnya untuk mengalihkan perhatian dengan berbagai cara seperti mengajak obrolan pengendara atau pura-pura membantu pengendara. Sementara satu anggota lainnya lagi mengambil barang-barang yang ada di dalam mobil.

“Semua pencurian itu dilakukan dengan sangat cepat. Karena itu, saat pengendara masuk lagi ke mobil dan menyadari kehilangan barang, seluruh anggota sindikat sudah tidak berada di tempat,” tambahnya.

Lebih lanjut, Sigit menjelaskan bahwa sindikat ini melakukan aksinya dengan modus yang sama di beberapa kota di beberapa provinsi, seperti Bandung, Cirebon, Bogor, Semarang, Solo, Sukoharjo, Magelang, dan lainnya. Barang-barang yang dicuri tersebut langsung dijual dan dikirim ke Jakarta. “Hal itu dilakukan untuk menghilangkan jejak tindak pidana yang mereka lakukan,” tambahnya.

Karena itu pula, Sigit mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk terus waspada, berhati-hati, dan jangan gampang percaya dengan orang-orang yang mencurigakan yang ditemui di jalan. “Jika pun menemui kasus yang sama dan hendak berhenti, maka berhentilah di tempat yang ramai, atau bahkan berhenti di kantor polisi terdekat,” pungkasnya.

Sementara itu, salah satu anggota sindikat, DW, 49, mengaku bahwa sindikat tersebut dibentuk belum lama ini. Anggotanya sebagian besar merupakan warga Jakarta dan sekitarnya. “Barang-barang kami kirim ke sana untuk dijual apalagi di sana banyak sindikat seperti kami ini,” kata dia saat ditanya awak media di Mapolresta Solo, Jumat (210/2/2025).

Ia juga mengaku mendatangi suatu kota, termasuk Solo hanya untuk melancarkan aksinya. “Tujuan akhirnya nanti ya balik lagi ke Jakarta. Jadi ini melintas ke beberapa kota untuk melakukan ini [aksi penjambretan],” kata dia.

Sementara saat ditanya otak dari sindikat tersebut, ia mengaku seorang berinisial H yang sudah tertangkap di Kabupaten Magelang pada Selasa (18/2/2025) lalu. “Saya sendiri juga baru gabung karena diajak sama si H,” pungkasnya.

Salah satu korban sindikat penjambret, seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran UNS Solo, N, 22, mengaku saat kejadian ia tengah dalam perjalanan menuju ke RS UNS sekitar pukul 08.15 WIB. Namun di tengah perjalanan tepatnya di kawasan Pasar Legi, ia mendengar ada yang memanggil dari luar.

“Orang itu memberi tahu kalau ban saya bermasalah. Kemudian datang lagi orang lainnya yang memberitahu hal yang sama. Karena memang mobil saya sebelumnya bermasalah pada bagian ban, akhirnya saya turun,” kata N, saat diwawancarai awak media di Mapolresta Solo, Jumat (21/2/2025).

Korban tersebut tidak menyadari telah dikelabui, mengingat ia juga sedang keburu menuju lokasi tujuan, akhirnya ia turun dan mengecek ban. Dan di saat itulah barang-barangnya raib. “Saat itu memang agak panik, saya keburu sehingga langsung turun dari mobil tanpa menutup pintu dan sebagainya. Begitu kembali ke mobil barang saya sudah hilang,” jelasnya.

Ia pun mengajak kepada masyarakat untuk waspada agar kejadian yang sama tidak menimpa pengendara yang lain. “Belajar dari pengalaman saya agar masyarakat tetap berhati-hati,” pungkasnya.

(Insan)

Exit mobile version