Site icon JOGLOSEMAR NEWS

 IHSG Anjlok di Tengah Ketidakpastian Pasar, Investor Asing Tarik Diri

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ketika inspeksi mendadak pimpinan DPR RI dan Komisi XI DPR RI di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 18 Maret 2025 | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ketidakpastian pasar keuangan Indonesia menjadi sorotan setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok dalam penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa, 18 Maret 2025. Kondisi ini diperburuk oleh kabar pembentukan Danantara, pemangkasan anggaran, serta berbagai kebijakan yang dianggap tak selaras dalam mendukung perekonomian. Isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani pun turut memicu kekhawatiran investor.

Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan harus mengambil langkah trading halt atau penghentian sementara perdagangan saham selama 30 menit setelah IHSG turun lebih dari 5 persen, sebelum akhirnya menutup di level 6.076 atau minus 6,11 persen. Kejatuhan ini menjadi perhatian utama bagi investor domestik maupun asing.

Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, mengatakan bahwa rumor mundurnya Sri Mulyani menjadi salah satu faktor utama yang mengguncang pasar. Liza menilai mantan Managing Director World Bank itu adalah magnet bagi investor asing. “Kendali beliau dalam perencanaan dan pengelolaan anggaran tidak diragukan lagi,” kata Liza, Selasa, 18 Maret 2025.

Sri Mulyani selama ini dianggap sebagai penyeimbang dalam kebijakan fiskal, terutama dengan tingginya kebutuhan pendanaan untuk program pemerintah. Jika digantikan oleh sosok yang kurang berpengalaman, investor khawatir defisit APBN bisa melampaui 3 persen dan rasio utang luar negeri terhadap PDB mendekati 50 persen.

Sri Mulyani Bantah Isu Mundur

Menanggapi rumor tersebut, Sri Mulyani menegaskan bahwa ia tetap menjabat sebagai Menteri Keuangan. “Saya tegaskan, saya ada di sini, berdiri dan tidak mundur, mengelola APBN,” ujarnya dalam konferensi pers pada Selasa, 18 Maret 2025.

Bendahara Negara itu memastikan komitmennya untuk menjaga keuangan negara demi mencapai tujuan pembangunan pemerintahan Prabowo-Gibran. Meskipun isu pengunduran dirinya telah memicu kepanikan di pasar, Sri menegaskan bahwa fokusnya tetap menjalankan amanah yang diberikan presiden.

Dampak bagi Investor

Kejatuhan IHSG berdampak signifikan bagi para investor. Analis Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menyebut bahwa penurunan ini mencerminkan pandangan negatif investor asing terhadap pasar Indonesia. Lembaga keuangan global seperti Morgan Stanley dan Goldman Sachs bahkan memangkas rating saham-saham Indonesia akibat beberapa faktor utama.

“Faktor utama yang mereka soroti adalah defisit anggaran yang melebar menjadi 2,9 persen dari PDB, risiko fiskal akibat realokasi anggaran, pembentukan Danantara, serta ekspansi pembangunan rumah subsidi. Selain itu, ketidakpastian kebijakan tarif juga berpotensi melemahkan rupiah,” kata Audi.

Selain itu, aksi jual besar-besaran oleh investor asing semakin memperburuk kondisi pasar. Hingga 17 Maret 2025, investor asing tercatat menarik dana sebesar Rp 26,9 triliun dari pasar saham Indonesia. Ini menandakan bahwa kepercayaan investor terhadap kondisi ekonomi nasional mulai goyah.

Audi pun memperingatkan bahwa jika aksi jual panik berlanjut, IHSG berpotensi menembus level psikologis 6.000. “Kalau level ini jebol, support berikutnya ada di 5.900,” ujarnya.  

Exit mobile version