Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Terkena Imbas Penutupan Sritex, Usaha Penitipan Sepeda Motor Maryanto Terpaksa Ikut Tutup

Maryanto (44), salah satu pemilik usaha penitipan sepeda motor di sekitar pabrik PT Sritex terpaksa menutup usahanya sebagai imbas penutupan pabrik tersebut. Ando

SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Dibalik tembok kokoh PT Sritex yang kini membisu, ada kisah pilu seorang pria bernama Maryanto (44). Sejak 2011, ia menggantungkan hidupnya dari jasa penitipan sepeda motor di depan pabrik raksasa tekstil itu. Namun, Sabtu (1/3/2025) kemarin, mimpi-mimpinya ikut terkubur bersamaan dengan ditutupnya Sritex secara permanen.

“Mau bertahan, tapi harapan apa yang tersisa?” lirih Maryanto, matanya menerawang ke arah gerbang pabrik yang kini tertutup rapat. “Paling, saya cuma bisa beres-beres kontrakan sampai Lebaran. Setelah itu, entah apa.”

Usaha yang dirintisnya selama belasan tahun itu kini di ujung tanduk. Tempat yang dulunya ramai oleh lalu lalang karyawan Sritex, kini sepi dan sunyi. Maryanto tahu, cepat atau lambat, ia akan terpaksa gulung tikar.

“Kenangan itu seperti saudara sendiri,” ujarnya. “Banyak dari mereka yang sering kasih makanan, kasih sarung. Kalau ada acara, saya sering dimintai tolong beliin makanan, beli telur. Kami sudah seperti keluarga.”

Maryanto masih tak percaya Sritex benar-benar tutup. Ia ingat betul, hari terakhir pabrik beroperasi, parkirannya dipenuhi orang-orang yang menangis. “Langganan saya itu cantik-cantik, sudah seperti saudara semua,” katanya. “Mau bertahan, tapi dilema. Sepertinya ini tutup saja. Beres-beres, berkemas-kemas, lalu pulang dan cari pekerjaan lain.”

Kisah Maryanto hanyalah satu dari sekian banyak kisah pilu yang muncul akibat penutupan Sritex. Bukan hanya ribuan karyawan yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga para pelaku usaha kecil di sekitarnya. Mereka yang selama ini menggantungkan hidup dari denyut nadi pabrik, kini harus menghadapi kenyataan pahit.

Di depan gerbang Sritex yang tertutup, bukan hanya sepeda motor yang hilang, tetapi juga harapan dan kenangan. Maryanto, dengan mata berkaca-kaca, menatap masa depan yang suram. Ia adalah potret nyata dari dampak sebuah tragedi industri, yang tak hanya merenggut pekerjaan, tetapi juga meruntuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat kecil. Ando

Exit mobile version