Beranda Edukasi Pendidikan Workshop Anyaman Ketupat, Mahasiswa ISI Surakarta Pelajari Desain Kemasan Berbasis Budaya

Workshop Anyaman Ketupat, Mahasiswa ISI Surakarta Pelajari Desain Kemasan Berbasis Budaya

Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Surakarta antusias mempelajari teknik anyaman ketupat sebagai bagian dari eksplorasi desain kemasan tradisional |  Foto: Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Di tengah perkembangan desain kemasan modern, mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Surakarta diajak untuk mengeksplorasi teknik tradisional dalam Workshop Pembuatan Kemasan Tradisional: Teknik Pembuatan Kemasan Ketupat.

 

Kegiatan itu berlangsung pada Rabu (20/3/2025) di Ruang Kuliah Lantai I Gedung V Kampus FSRD ISI Surakarta, Mojosongo, dengan menghadirkan Dr. Sumarno, M.Sn., dosen sekaligus Ketua Program Studi Desain Produk Industri ISI Surakarta, sebagai narasumber utama.

Dalam workshop tersebut, mahasiswa tidak hanya belajar teori tentang desain kemasan, tetapi juga mempraktikkan teknik anyaman ketupat menggunakan bahan janur (daun kelapa). Selain itu, mereka diberikan tantangan untuk mengembangkan desain visual inovatif yang dapat dikembangkan menjadi kemasan yang menarik dan fungsional.

Sebanyak 80 mahasiswa dari mata kuliah Desain Grafis Periklanan terlibat dalam kegiatan tersebut. Workshop difasilitasi oleh tim dosen pengampu, yakni Ipung Kurniawan Yunianto, Monica Revias Purwa Kusuma, Ditya Fajar Rizkizha, dan Asmoro Nurhadi Panindias.

 

Pelestarian Budaya

 

Dr. Sumarno menjelaskan, tujuan utama workshop adalah membekali mahasiswa dengan keterampilan desain kemasan berbasis budaya lokal. Ia menekankan bahwa desain kemasan tidak hanya berfungsi sebagai pelindung produk, tetapi juga memiliki nilai estetika dan bisa menjadi media untuk melestarikan tradisi.

“Melalui workshop ini, mahasiswa diajak untuk memahami bahwa desain kemasan bisa lebih dari sekadar fungsional. Kemasan berbasis budaya seperti anyaman ketupat ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk kreatif yang bernilai jual tinggi,” ujar Sumarno, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Workshop tersebut juga sejalan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) ISI Surakarta, yang menekankan pentingnya pembelajaran berbasis budaya. Dengan keterampilan itu, diharapkan mahasiswa dapat menciptakan desain yang tidak hanya inovatif, tetapi juga memiliki nilai historis dan kearifan lokal.

 

Sementara itu, Ipung Kurniawan, salah satu dosen pengampu, menyampaikan bahwa desain kemasan tradisional berbasis anyaman  memiliki potensi besar untuk diaplikasikan dalam industri kreatif dan desain berkelanjutan.

“Kami berharap mahasiswa tidak hanya memahami tekniknya, tetapi juga mampu mengembangkannya menjadi solusi desain yang ramah lingkungan dan memiliki daya saing tinggi di pasar, ungkapnya.

Workshop diakhiri dengan sesi presentasi, di mana mahasiswa memamerkan hasil anyaman ketupat mereka yang dikombinasikan dengan elemen desain grafis modern. Dengan penuh semangat, mereka menunjukkan bagaimana teknik tradisional dapat dikembangkan menjadi kemasan yang inovatif dan menarik bagi industri kuliner maupun produk lokal lainnya.

Melalui kegiatan tersebut, ISI Surakarta terus berupaya mendorong mahasiswa untuk tidak hanya menjadi desainer kreatif, tetapi juga pelestari budaya yang mampu mengangkat nilai-nilai lokal dalam karya-karya mereka. Suhamdani