Beranda Umum Nasional Dihantam Trump dengan Tarif Impor 32%, HIMKI Berharap Presiden Prabowo Rayu AS...

Dihantam Trump dengan Tarif Impor 32%, HIMKI Berharap Presiden Prabowo Rayu AS Agar Turun Jadi Nol Persen

Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur (tengah) | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM โ€“ Dikenai tarif impor Donald Trump sebesar 32 persen, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) berharap Presiden Prabowo untuk menjalin komunikasi dengan AS dan berharap tarif impor bisa nol persen.

Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur menyampaikan bahwa kinerja ekspor mebel dan kerajinan Indonesia sejauh ini masih menunjukkan daya tahan yang cukup baik. Ia mencatat nilai ekspor mebel nasional saat ini masih bertahan di atas angka US$ 2 miliar per tahun, sementara kerajinan menembus angka US$ 700 juta. Namun, angka itu dinilai belum mencerminkan potensi maksimal industri nasional.

โ€œTarget kami adalah mencapai US$ 5 sampai 6 miliar pada akhir 2030. Untuk itu, diperlukan dukungan kuat dari kebijakan pemerintah, terutama dalam memperkuat hubungan dagang internasional,โ€ ujar Abdul saat dihubungi, Selasa (8/4/2025).

Abdul menekankan pentingnya peran Presiden Prabowo Subianto dalam memperbaiki hubungan dagang Indonesia dengan Amerika Serikat, menyusul kebijakan tarif impor balasan (reciprocal tariffs) yang diumumkan Presiden Donald Trump. Kebijakan tersebut menetapkan tarif sebesar 32 persen bagi produk mebel dan kerajinan asal Indonesia.

Baca Juga :  Disuap Rp 478,5 Juta, Direktur Pemberitaan JAK TV, Tian Bahtiar Rela Sebarkan Konten Negatif soal Kejagung

โ€œHarapan kami, tarif itu bisa ditekan hingga nol persen. Ini penting untuk menjaga daya saing produk kita di pasar global, khususnya AS,โ€ katanya.

Lebih lanjut, Abdul menguraikan bahwa industri mebel dan kerajinan sempat mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19. Pembatasan aktivitas serta gangguan rantai pasok menyebabkan ekspor sempat melambat. Namun, pada 2021 dan 2022, permintaan kembali melonjak, terutama dari AS dan Eropa, seiring tren bekerja dari rumah (work from home) yang mendorong konsumsi furnitur rumah tangga.

Pada 2021, ekspor mebel dan kerajinan Indonesia tercatat sebesar US$ 3,46 miliar, lalu menurun sedikit menjadi US$ 3,20 miliar pada 2022. Produk-produk andalan seperti furniture kayu, rotan, dan logam menjadi penyumbang utama ekspor.

Namun, tren positif itu kembali terganggu pada 2023, seiring dengan melambatnya permintaan global akibat tekanan ekonomi dan normalisasi pasar. Nilai ekspor turun menjadi US$ 2,42 miliar.

Baca Juga :  Jumlah Peserta UTBK 2025 Tembus 860.976, Kuota Hanya 30 Persen

Memasuki 2024, ada sedikit angin segar. HIMKI mencatat ekspor mebel dan kerajinan meningkat 7,19 persen, mencapai US$ 2,59 miliar. Meski demikian, Abdul mengingatkan bahwa tantangan belum usai. Industri masih harus menghadapi pelemahan pasar domestik serta persaingan ketat dengan negara produsen lain seperti Vietnam dan Cina.  

www.tempo.co