WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM โ Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April 2025, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama menggelar lomba unik: menanam bibit Matoa berhadiah!
Lomba ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemenag Nomor 182 Tahun 2025 tentang Gerakan Nasional Penanaman Pohon dalam Perspektif Ekoteologi.
Menariknya, kegiatan ini tidak sekadar menanam pohon, tapi juga mendorong masyarakat untuk menyebarkan semangat cinta lingkungan lewat media sosial. Caranya cukup simpel:
โ Tanam pohon Matoa.
โ Dokumentasikan dalam bentuk foto atau video.
โ Unggah ke Instagram.
โ Tag akun resmi @bimasislam dan @literasizakatwakaf.
Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad, menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar simbolis, melainkan bentuk nyata ibadah ekologis dalam ajaran Islam.
โMenanam pohon bukan hanya soal menjaga lingkungan. Ini bagian dari akhlak Islam. Nabi mengajarkan bahwa siapa pun yang menanam pohon dan buahnya dimakan oleh manusia, burung, atau hewan, maka itu menjadi sedekah baginya,โ ungkap Abu, Minggu (13/4/2025).
Mengapa Matoa?
Pohon ini dipilih karena mudah tumbuh, cepat berbuah, bernilai ekonomi, dan merupakan tanaman lokal Indonesia. Matoa juga melambangkan keuletan dan keteduhanโdua nilai yang ingin disampaikan lewat lomba ini.
Ditjen Bimas Islam menyediakan 20 paket suvenir menarik bagi peserta terpilih. Para pemenang akan diumumkan pada Jumat, 25 April 2025 lewat akun Instagram @bimasislam.
โJika satu rumah menanam satu pohon, dalam setahun kita bisa menghasilkan jutaan oksigen baru,โ tambah Abu Rokhmad.
Lomba ini bagian dari program prioritas ekoteologi Kemenag berdasarkan KMA Nomor 244 Tahun 2025, yang dikembangkan dengan pendekatan kultural, sosial, dan digital, agar lebih dekat dengan generasi muda.
Abu juga mengajak pesantren, masjid, dan majelis taklim untuk berpartisipasi.
โGerakan ini adalah bagian dari jihad hijau, menyelamatkan bumi sebagai amanah dari Allah,โ tegasnya.
Lomba terbuka untuk seluruh masyarakat Indonesia. Melalui lomba ini, Ditjen Bimas Islam berharap budaya menanam bisa tumbuh sebagai kebiasaan baik yang berkelanjutan.
โDari satu foto, satu pohon, lahirlah harapan untuk bumi yang lebih hijau dan sehat. Mari jadikan pohon sebagai amal jariyah yang terus mengalir manfaatnya, bahkan setelah kita tiada,โ tutup Abu Rokhmad. Aris Arianto