Beranda Umum Nasional Penundaan Tarif Impor Trump Redakan Pasar, tapi Bayang-Bayang Resesi Global Menguat

Penundaan Tarif Impor Trump Redakan Pasar, tapi Bayang-Bayang Resesi Global Menguat

Presiden AS Donald Trump | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM โ€“ Penundaan tarif impor resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump bisa meredakan gejolak pasar. Namun demikian, risiko perlambatan ekonomi justru meningkat.
Hal itu dilontarkan oleh pihak Office of Chief Economist PT Bank Mandiri dalam Daily Economic and Market Review, seperti dikutip pada Selasa (15/4/2025).

Langkah Trump yang diumumkan pada 9 April 2025 itu berupa penundaan pemberlakuan tarif impor tambahan terhadap sebagian besar negara selama 90 hari. Kebijakan ini dinilai memberi waktu untuk stabilisasi jangka pendek, tetapi tidak serta-merta menghapus ketidakpastian global.

โ€œPenundaan tarif memberikan ruang stabilisasi jangka pendek, tetapi ketidakpastian tetap tinggi,โ€ tulis Bank Mandiri dalam laporan hariannya.

Di sisi lain, Ketua The Fed Jerome Powell mengingatkan bahwa kebijakan tarif berpotensi mendorong lonjakan harga barang konsumsi dalam jangka pendek. Ia menekankan bahwa arah kebijakan moneter tetap akan ditentukan oleh data inflasi dan pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat.

Bank Mandiri mencatat bahwa pelaku pasar kini mulai memasukkan risiko perlambatan ekonomi global ke dalam perhitungan mereka. Ini mencerminkan kekhawatiran berkelanjutan terhadap tensi dagang dan dampaknya terhadap arus perdagangan serta investasi internasional. Salah satu indikatornya adalah pelemahan indeks dolar AS (DXY) yang turun ke bawah level psikologis 100, menjadi 99,6, sebagai sinyal meningkatnya minat terhadap aset aman seperti emas.

Baca Juga :  Usulan Solo Jadi Daerah Istimewa Dinilai Belum Mendesak

โ€œKetidakpastian global yang berkelanjutan dapat melemahkan prospek ekspor Indonesia dan menekan aliran modal asing,โ€ tulis Bank Mandiri.

Dalam kondisi ini, ruang gerak Bank Indonesia untuk melonggarkan kebijakan moneter akan sangat ditentukan oleh stabilitas eksternal dan ketangguhan ekonomi nasional. Peran pemerintah Indonesia dalam mendorong diplomasi dagang juga menjadi krusial, terutama untuk mengantisipasi berakhirnya masa tenggang 90 hari yang diberikan Trump. Menurut Bank Mandiri, langkah antisipatif ini penting untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap aktivitas perdagangan dan investasi.

โ€œKami memperkirakan volatilitas pasar keuangan domestik tetap tinggi dalam beberapa waktu ke depan seiring pasar mencermati hasil negosiasi tarif dan arah pertumbuhan ekonomi global,โ€ lanjut Bank Mandiri.

Sementara itu, pasar saham Indonesia menunjukkan reaksi positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (14/4/2025) ditutup menguat 1,92 persen atau naik 120,244 poin ke posisi 6.382,4.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Alfatih, menjelaskan bahwa penguatan ini disebabkan oleh membaiknya sentimen pasar global pasca penundaan tarif oleh Trump. Saham-saham berkapitalisasi besar turut menopang kenaikan, ditambah lagi momentum pembagian dividen oleh beberapa bank besar dengan yield tinggi.

Baca Juga :  Ferry Irwandi Blak-blakan Tiru Video Wapres Gibran Soal Bonus Demografi, Video Gibran Banjir Hujatan, Video Ferry Banjir Pujian

โ€œSentimen market global kembali membaik setelah Trump menunda kebijakan tarif,โ€ ujar Alfatih.

Ia menambahkan, tren positif ini menjadi penanda penting karena mengakhiri fase penurunan yang berlangsung sejak Januari 2025. โ€œDan kenaikan awal minggu ini mengakhiri channel turun sejak Januari 25, selama mampu bertahan di atas 6.280,โ€ katanya.

www.tempo.co