JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah menegaskan bahwa pembiayaan bagi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) tidak akan membebani masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, memastikan dana yang digelontorkan untuk program koperasi itu bersumber dari anggaran pemerintah yang ditempatkan di perbankan milik negara.
“Nah, itu Himbara tidak memakai uang rakyat, tidak, itu uangnya pemerintah yang ditaruh di Himbara,” ujar Zulhas di sela rapat koordinasi di Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Pernyataan itu merespons kekhawatiran sejumlah pihak terkait potensi penggunaan dana publik atau Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam program Kopdes Merah Putih.
Zulhas menegaskan, skema pembiayaan tersebut sepenuhnya berasal dari alokasi APBN yang dititipkan pada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) seperti BRI, BNI, Mandiri, dan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Rapat yang digelar di Kantor Kemenko Pangan itu melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga. Salah satu poin krusial yang dibahas adalah teknis penyaluran pembiayaan kepada koperasi yang baru diresmikan beberapa hari sebelumnya.
Kementerian Keuangan juga ambil bagian dalam pengaturan skema pembiayaan tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa pendanaan tersebut bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang ditempatkan di Bank Indonesia, lalu disalurkan dalam bentuk plafon pinjaman melalui perbankan pelat merah.
“Pendanaan yang di-support oleh pemerintah, kemarin termasuk yang kami menggunakan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang ada di Bank Indonesia, disalurkan melalui fasilitas pinjaman dari perbankan,” terang Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin (28/7/2025).
Sri Mulyani menambahkan, plafon pinjaman bagi masing-masing Kopdes Merah Putih dibatasi maksimal Rp 3 miliar. Dari jumlah itu, maksimal Rp 500 juta bisa digunakan untuk belanja operasional. Tenor pinjaman ditetapkan paling lama 72 bulan, dengan suku bunga 6 persen dan masa tenggang pinjaman antara 6 hingga 8 bulan.
Menurutnya, strategi itu ditempuh agar kebutuhan likuiditas koperasi tidak mengganggu stabilitas keuangan perbankan dan tetap melalui proses penilaian kelayakan pinjaman.
“Juga untuk tidak juga menambah risiko bagi perbankan, mereka tetap harus melakukan due diligence meskipun pemerintah juga akan memberikan (dana) dalam bentuk penjaminan,” imbuh Bendahara Negara itu.
Meski begitu, Zulhas menyatakan bahwa dana tersebut tidak serta-merta bisa dicairkan kepada seluruh koperasi. Pemerintah hanya akan menyalurkan pembiayaan jika unit usaha koperasi sudah menunjukkan kinerja positif dan menghasilkan keuntungan.
“Nggak ada APBN, kan usahanya dulu. (Usahanya) sudah untung, nah baru kita (pikir) modalnya gimana. Nanti modalnya dapat dari pinjaman Himbara berupa plafon,” tegasnya.
Kopdes yang ingin mengajukan pinjaman harus menyampaikan proposal dengan perincian yang logis. Zulhas mencontohkan, jika sebuah koperasi mengajukan pinjaman Rp 1 miliar untuk pengadaan pupuk, pihak bank akan menilai kebutuhan riilnya. Bila ternyata nilai pupuk hanya Rp 60 juta, maka pinjaman yang diberikan hanya sesuai kebutuhan tersebut.
“Misalnya Kopdes mau ambil pupuk. Itu perlu modal kan? Nah nanti pinjamnya Rp1 miliar. Kemudian bank lihat dong ‘oh pupuk nilainya Rp60 juta, kok minjam Rp1 miliar?’ Ya dikasihnya Rp 60 juta,” jelasnya.
Adapun peluncuran resmi program Kopdes Merah Putih sempat mengalami penyesuaian jadwal. Awalnya akan diresmikan pada 19 Juli 2025, namun karena bertepatan dengan akhir pekan, peluncuran digeser menjadi 21 Juli agar bisa diikuti secara luas oleh pemerintah daerah dan publik.
“Memang rencana tanggal 19, tapi 19 itu kan hari Sabtu. Kita ingin penjelasan Presiden itu bisa diketahui, diikuti oleh semua pihak (seluruh pemda),” kata Zulhas.
Program Koperasi Merah Putih tersebut diharapkan bisa menjadi motor penggerak ekonomi desa secara berkelanjutan tanpa membebani kas negara secara langsung. Prinsip kehati-hatian dan akuntabilitas tetap dijaga dalam proses penyaluran pembiayaan melalui institusi perbankan negara. [*] Berbagai sumber
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















