Beranda Umum Nasional Dikunyah Dikira Ayam Bersaus di Menu MBG, Ternyata Darah!

Dikunyah Dikira Ayam Bersaus di Menu MBG, Ternyata Darah!

Ilustrasi menu program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ada sebuah moment ketika sejumlah guru menolak mencicipi menu MBG sebelum dibagikan ke siswa,karena merasa buka tugasnya | Foto: Dok. Joglosemarnews

PALOPO, JOGLOSEMARNEWS.COM Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Palopo kembali jadi sorotan setelah sejumlah siswa SMP Negeri 8 menemukan menu ayam yang diduga belum matang saat jam istirahat makan siang, Rabu (1/10/2025).

Insiden ini bermula ketika beberapa pelajar mendapati potongan ayam yang masih berwarna merah dan mengandung darah. Saking kagetnya, ada yang langsung membuang makanan, bahkan ada pula yang sempat mengira cairan merah itu adalah saus.

“Awalnya saya kira saus, ternyata darah. Langsung ku muntahkan,” ujar Yoga Lukman, salah seorang siswa.

Kejadian serupa juga dialami Setiawan, yang memilih tidak melanjutkan makan setelah melihat darah pada daging ayam. Ia mengaku teringat pesan ibunya untuk tidak mengonsumsi ayam yang masih berdarah.

Senada dengan itu, Ghyo Fardy menyebut rasa nasi sebenarnya enak, namun daging ayam terasa alot dan terlihat belum matang sempurna. “Ada darahnya, jadi saya buang,” ucapnya.

Baca Juga :  Desakan Terus Menguat, Pemerintah Tetap Belum Naikkan Status Bencana Sumatera sebagai Bencana Nasional. Mengapa?

Kualitas Menu MBG Dipertanyakan

Temuan ini sempat membuat sebagian siswa enggan melanjutkan makan siang. Mereka khawatir daging ayam yang belum matang bisa membahayakan kesehatan.

Diketahui, ayam yang masih mentah atau setengah matang berisiko mengandung bakteri berbahaya seperti Salmonella atau Campylobacter. Jika dikonsumsi, bisa memicu gangguan pencernaan hingga keracunan makanan.

Kepala SMPN 8 Palopo, Bahrum Satria, menyampaikan keprihatinan atas kejadian tersebut. Menurutnya, program MBG yang baru berjalan beberapa hari di sekolah itu sejatinya belum pernah menimbulkan masalah sebelumnya.

“Ini baru pertama kali terjadi. Kami segera laporkan ke pengelola MBG agar ditindaklanjuti. Anak-anak tidak boleh jadi korban,” tegasnya.

Bahrum menyebutkan MBG di sekolahnya melayani sekitar 660 siswa. Ia berharap pihak penyedia makanan lebih ketat mengawasi proses pengolahan agar kualitas gizi tetap terjamin dan kasus serupa tidak terulang. [*]  Disarikan dari sumber berita media daring

 

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.