Beranda Market Ekbis Ini Deretan Bisnis yang Siap Viral di 2026, Menggila di Soloraya Banyak...

Ini Deretan Bisnis yang Siap Viral di 2026, Menggila di Soloraya Banyak yang Belum Sadar

Bisnis
Bisnis petshop diprediksi banyak cuan di 2026. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tahun 2026 diprediksi bukan sekadar tahun pemulihan ekonomi, tetapi momentum lonjakan peluang usaha baru yang lebih spesifik, lebih lokal, dan lebih dekat dengan kebutuhan masyarakat. Di wilayah eks Karesidenan Surakarta—meliputi Solo, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Klaten, Boyolali, dan Wonogiri—pola bisnis mulai bergerak ke arah yang unik: sederhana, cepat viral, dan berbasis kebiasaan warga lokal.

Perubahan gaya hidup, penetrasi media sosial yang makin masif, serta daya beli yang lebih selektif membuat peta bisnis 2026 tidak lagi dikuasai pemain besar saja. Justru pelaku UMKM, usaha rumahan, dan bisnis berbasis konten lokal diprediksi akan menjadi raja cuan baru.

Berikut deretan bisnis yang diprediksi cuan dan viral di 2026 khusus Solo Raya, berdasarkan tren lapangan, kebiasaan konsumen, dan pergerakan ekonomi daerah.

✓ Kuliner Lokal Versi “Naik Kelas” tapi Tetap Murah
Tahun 2026 bukan zamannya makanan ribet. Konsumen Solo Raya justru condong ke kuliner lokal seperti sego tiwul, nasi jagung, pecel ndeso, soto kampung, hingga jajanan pasar—namun dikemas lebih bersih, estetik, dan ramah konten. Usaha kuliner yang menyentuh nostalgia lokal plus harga bersahabat diprediksi mudah viral di TikTok dan Reels.

✓ Bisnis Kopi Pinggir Sawah & Desa Wisata
Fenomena ngopi tidak akan surut, tapi bergeser. Di 2026, konsep coffee shop mewah di kota mulai jenuh, sementara kopi sederhana dengan view sawah, perbukitan, atau waduk di Wonogiri, Karanganyar, dan Boyolali justru makin dicari. Modal relatif kecil, tapi nilai jual visual dan suasana sangat tinggi.

Baca Juga :  Emas Ambruk Jelang Tutup Tahun! Antam Anjlok Rp95 Ribu, Ini Harga Terbaru LM & Pegadaian Selasa 30 Desember 2025

✓ Jasa Konten Digital untuk UMKM Lokal
Banyak pelaku usaha di Solo Raya sadar pentingnya media sosial, tapi tidak punya waktu dan kemampuan produksi konten. Di sinilah peluang besar terbuka: jasa foto produk, video pendek, admin TikTok, hingga live selling UMKM. Bisnis ini minim modal, berbasis skill, dan sangat dibutuhkan di 2026.

✓ Bisnis Olahan Hasil Pertanian & Peternakan Lokal
Harga bahan mentah sering fluktuatif, tapi produk olahan bernilai tambah terus naik. Keripik singkong premium, olahan ketela, susu sapi kemasan lokal, telur asin modern, hingga frozen food berbahan hasil tani Solo Raya diprediksi makin laku keras, terutama lewat marketplace dan live commerce.

✓ Usaha Sewa dan Jasa Harian Skala Mikro
Masyarakat makin rasional: lebih memilih sewa daripada beli. Bisnis sewa tenda kecil, alat pesta rumahan, sound portable, alat camping, hingga perlengkapan hajatan sederhana diprediksi stabil dan cepat balik modal, terutama di desa-desa padat kegiatan sosial.

✓ Bisnis Edukasi Nonformal & Keterampilan Praktis
Les akademik masih ada, tapi 2026 akan dikuasai kursus singkat berbasis skill: editing video HP, desain Canva, jualan online, public speaking, hingga pelatihan UMKM. Pasarnya luas, dari pelajar hingga ibu rumah tangga.

✓ Pet Care Skala Rumahan
Tren memelihara kucing dan anjing terus meningkat di Solo Raya. Usaha penitipan hewan rumahan, grooming sederhana, pakan racik lokal, hingga aksesoris hewan murah tapi lucu diprediksi terus tumbuh dan mudah viral.

Baca Juga :  Giribelah Gumregah, Bukti Ekonomi Desa Bisa Tumbuh Tanpa Menunggu Kota

✓ Bisnis Jajanan Viral Berumur Pendek tapi Cepat Untung
Tahun 2026 tetap akan melahirkan jajanan viral musiman. Bedanya, pelaku usaha kini lebih cerdas: kejar untung cepat, lalu putar ke produk lain. Model bisnis fleksibel seperti ini justru paling aman menghadapi tren cepat berubah.

Menariknya, hampir semua bisnis yang diprediksi cuan di 2026 ini tidak membutuhkan modal besar, tetapi membutuhkan kejelian membaca pasar lokal Solo Raya dan keberanian memanfaatkan media sosial sebagai etalase utama.

Bagi masyarakat eks Karesidenan Surakarta, tahun 2026 bisa menjadi titik balik ekonomi keluarga—asal tidak hanya jadi penonton tren, tapi berani masuk lebih awal sebelum pasar penuh. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.