
SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Gelaran Seminar Mutu Batch #8 di Institut Islam Mamba’ul ’Ulum (IIM) Surakarta pada Rabu, 3 Desember 2025 langsung jadi perhatian akademisi setelah membahas habis arah baru penjaminan mutu pendidikan tinggi di bawah kebijakan Permendiktisaintek 39/2025. Bertempat di Ruang Pascasarjana IIM Surakarta, kegiatan ini menghadirkan Kepala LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah, Prof. Dr. Ir. Aisyah Endah Palupi, M.Pd., yang memaparkan transformasi besar dalam tata kelola mutu perguruan tinggi.
Rektor IIM Surakarta, Dr. Edy Muslimin, S.Ag., MSI., membuka acara dengan penegasan bahwa perguruan tinggi harus bergerak cepat mengikuti perubahan kebijakan agar tidak tertinggal dalam kompetisi mutu pendidikan nasional. Ia menilai seminar ini sebagai ruang penting penyelarasan strategi akademik dan manajerial di lingkungan kampus.
“Regulasi terus berkembang, dan kita harus menyesuaikan diri. Seminarlah yang menjadi ruang untuk menyatukan pemahaman sekaligus memetakan langkah strategis dalam peningkatan mutu,” ujar dia.
Dalam penyampaiannya, Prof. Aisyah memberikan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek penting penjaminan mutu sesuai perubahan kebijakan Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025. Beberapa poin utama yang beliau uraikan antara lain:
1. Definisi Kunci dalam Penjaminan Mutu
Prof. Aisyah menjelaskan terminologi fundamental mutu, termasuk konsep standar, indikator, siklus PPEPP, serta peran setiap unsur perguruan tinggi dalam menjaga keberlanjutan mutu.
2. Tujuan dan Komponen Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)
Beliau menegaskan bahwa SN Dikti bertujuan memastikan kesetaraan kualitas pendidikan secara nasional, yang terdiri dari standar pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
3. Struktur Standar Pendidikan
Materi mencakup pemaparan tentang susunan standar pendidikan — mulai dari standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, hingga standar penilaian — yang menjadi fondasi kurikulum dan tata kelola pembelajaran.
4. Standar Kompetensi Lulusan
Ia menekankan pentingnya merumuskan CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan) yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan global agar lulusan memiliki daya saing tinggi.
5. Standar Proses Pembelajaran
Prof. Aisyah menyoroti prinsip pembelajaran aktif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa sebagai kunci implementasi MBKM sekaligus adaptasi pada teknologi digital.
6. Fleksibilitas dan Beban Belajar
Beliau memaparkan mekanisme pengaturan SKS, fleksibilitas pembelajaran lintas prodi, serta pentingnya desain pembelajaran yang memberi ruang inovasi tanpa mengabaikan kualitas.
7. Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
Dalam topik ini, ia menekankan bahwa asesmen harus objektif, transparan, terukur, dan berbasis pada pencapaian CPL, bukan hanya mengukur pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan sikap.
8. SPMI dan SPME
Dijelaskan pula hubungan antara Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME), termasuk peran siklus PPEPP dalam evaluasi berkelanjutan serta keterkaitannya dengan akreditasi.
9. Pemantauan Akreditasi
Prof. Aisyah menyampaikan perkembangan penilaian akreditasi berbasis data, termasuk pentingnya konsistensi pelaporan tracer study, kinerja dosen, publikasi, serta capaian institusional lainnya.
10. Perubahan dalam Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025
Dia membeberkan poin-poin pembaruan regulasi yang berimplikasi pada tata kelola mutu, penyederhanaan beberapa proses, penegasan kembali peran SPMI, serta penyesuaian standar dengan dinamika global.
“Transformasi mutu perguruan tinggi tidak hanya berbicara tentang regulasi, tetapi bagaimana seluruh unsur institusi mampu menerapkannya secara konsisten untuk menciptakan budaya mutu yang berkelanjutan,” tegasnya.
Sesi diskusi berjalan hidup, dipenuhi pertanyaan seputar audit mutu internal, tantangan penyusunan dokumen standar, hingga strategi menyesuaikan kurikulum dengan aturan terbaru. Seluruh peserta terlihat antusias menyerap informasi yang dinilai sangat relevan untuk kebutuhan akademik masa kini.
Seminar Mutu Batch #8 menjadi momentum penting bagi IIM Surakarta untuk memperkuat sistem mutu internal sekaligus menegaskan kesiapan institusi dalam mengikuti arah nasional. Dengan pemahaman kebijakan yang lebih kokoh, IIM Surakarta menargetkan tata kelola pendidikan yang semakin adaptif, kompetitif, dan selaras dengan kebutuhan masa depan. Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.













