
WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Suasana Rapat Anggota Tahunan Luar Biasa (RATLB) Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) BTM Muhammadiyah Baturetno di Gedung Ahmad Jayadi, Kecamatan Baturetno, Wonogiri, Minggu (14/12/2025), berlangsung panas dan penuh emosi.
Ratusan anggota yang juga nasabah meluapkan kemarahan lantaran dana tabungan mereka tak kunjung bisa dicairkan sejak bertahun-tahun lalu. Nilainya tak main-main, ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Rapat yang awalnya berjalan formal berubah ricuh. Sejumlah anggota membawa spanduk protes, menyindir keras kinerja pengurus koperasi. Beberapa peserta bahkan menggebrak meja karena kecewa tidak mendapat kejelasan soal nasib uang mereka.
Salah satu nasabah, Muhsin Raharjo, mengungkapkan RATLB ini digelar atas desakan anggota yang sudah terlalu lama menunggu kepastian. Menurutnya, persoalan di KSPPS BTM Muhammadiyah Baturetno mulai tercium sejak beberapa tahun lalu, ditandai dengan nasabah yang selalu dipersulit saat hendak menarik tabungan.
“Sejak waktu itu koperasi juga tidak melaksanakan RAT sebagaimana kewajiban. Itu tanda awal ada masalah serius,” ungkap Muhsin.
Belakangan, kata dia, terungkap adanya pengelolaan keuangan yang amburadul. Dana tabungan nasabah diduga disalahgunakan oleh oknum pengelola dan pengurus. Kondisi ini diperparah oleh tingginya kredit macet hingga membuat koperasi kolaps.
Muhsin sendiri mengaku memiliki dana tabungan lebih dari Rp800 juta yang hingga kini tak bisa dicairkan.
“Kami tidak menuntut bagi hasil. Yang penting uang nasabah kembali utuh 100 persen, baik nilainya kecil maupun besar,” tegasnya.
Kesaksian lebih memilukan datang dari Intan Nurul, nasabah lainnya. Ia berharap pengurus koperasi segera meminta bantuan organisasi Muhammadiyah agar persoalan ini tidak semakin berlarut.
Menurut Intan, kasus ini telah menghancurkan kehidupan banyak keluarga. Bahkan, ia menyebut tiga nasabah meninggal dunia karena memikirkan uang mereka yang tak kunjung kembali. Salah satunya adalah ibunya sendiri.
“Keluarga kami punya tabungan total lebih dari Rp1,4 miliar. Sejak 2021 sama sekali tidak bisa dicairkan,” ujarnya dengan suara bergetar.
Intan menilai telah terjadi fraud serius, mulai dari manipulasi laporan keuangan hingga pengelolaan dana yang tidak transparan. Salah satunya pembelian aset tanah yang dilakukan sepihak tanpa sepengetahuan anggota.
Sementara itu, salah satu ketua pengurus BTM Muhammadiyah Baturetno, Heri Suprono, mengakui adanya indikasi ketidakberesan di internal koperasi. Ia menyebut sekitar lima pengelola diduga tidak amanah, bahkan menggunakan dana koperasi untuk kepentingan pribadi tanpa agunan.
“Ada pengakuan dari pengelola. Karena itu kami gelar RATLB dan membentuk tim normalisasi,” ujarnya.
Pendamping sekaligus anggota tim normalisasi, Subandi PR, menjelaskan sejumlah kesepakatan penting hasil RATLB. Salah satunya, pembayaran hak anggota direncanakan mulai Maret 2026 hingga satu tahun berikutnya.
Selain itu, proses penagihan akan dilakukan dengan pendampingan tim normalisasi, serta pengurus diwajibkan mengajukan permohonan bantuan kepada PP Muhammadiyah, PWM, PD Muhammadiyah, maupun lembaga terkait lainnya.
“Jujur, ini sangat menyedihkan. Ada anggota yang meninggal dunia akibat tekanan kasus ini,” pungkas Subandi.
Kasus KSPPS BTM Muhammadiyah Baturetno kini menjadi sorotan serius. Para nasabah masih menunggu satu hal paling mendasar: kepastian uang mereka kembali. Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.














