WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ribuan personel TNI bersama warga kembali turun gunung melakukan aksi penghijauan masif di Dusun Soko Gunung, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri. Gerakan ini bukan sekadar rutinan, melainkan langkah cepat menjawab makin maraknya pembalakan liar dan penggundulan hutan yang terbukti menjadi biang kerok bencana ekologis, termasuk banjir bandang yang menghantam wilayah Sumatera beberapa waktu terakhir.
Sebanyak 1000 bibit pohon buah ditanam di kawasan puncak joglo, terdiri dari 500 bibit jambu kerikil dan 500 bibit rambutan. Penanaman dilakukan bersama antara jajaran Kodim 0728/Wonogiri dan masyarakat setempat pada Jumat (5/12/2024). Lokasi tersebut dipilih karena termasuk area yang rawan longsor dan membutuhkan tutupan vegetasi baru.
Pasiter Kodim 0728/Wonogiri, Kapten Inf Jumadi, menegaskan bahwa kerusakan lingkungan tidak bisa lagi dianggap remeh. Ia menyoroti bahwa kasus pembalakan liar di berbagai daerah telah merusak ekosistem hingga memicu bencana besar. Ketika hutan gundul, air kehilangan tempat meresap dan langsung meluncur deras ke pemukiman—persis seperti yang terjadi dalam banjir bandang di Sumatera.
“Menanam seribu pohon ini bukan jumlah besar jika dibandingkan kerusakan yang sudah terjadi. Tapi langkah kecil ini harus menjadi pemicu kesadaran bersama. Alam tidak kuat menghadapi keserakahan manusia bila tidak ada gerakan nyata dari masyarakat,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa keberhasilan penghijauan bukan ditentukan oleh berapa banyak bibit ditanam, tetapi seberapa serius masyarakat menjaga pohon tersebut hingga tumbuh besar. Peran warga menjadi kunci agar kawasan Soko Gunung tidak ikut bernasib sama seperti banyak lokasi lain yang luluh lantak akibat eksploitasi tanpa kendali.
Selain memperkuat ekologi, pohon buah sengaja dipilih agar memberikan nilai ekonomi jangka panjang bagi warga. Pohon yang tumbuh nantinya dapat menjadi sumber penghasilan tambahan sekaligus memperkaya keanekaragaman hayati di wilayah perbukitan Wonogiri.
“TNI berharap masyarakat benar-benar merawat pohon ini. Kalau tumbuh baik, mereka sendiri yang akan menikmati hasilnya. Dari oksigen, air bersih, hingga buah yang bisa dikonsumsi dan dijual,” imbuh Kapten Jumadi.
Gerakan ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain untuk mulai memperbaiki lingkungan secara konsisten, bukan hanya ketika bencana datang menghantam. Wonogiri menunjukkan bahwa kolaborasi antara aparat dan masyarakat dapat menjadi langkah awal yang kuat untuk mengembalikan keseimbangan alam. Aris Arianto
