KLATEN – Di sepanjang aliran Sungai Dengkeng di Kabupaten Klaten, terdapat 76 lokasi tanggul yang kondisinya kritis. Hal itu dikatakan Bupati Klaten Sri Mulyani dalam acara sarasehan pemeliharaan Sungai Dengkeng di Balai Desa Wiro, Bayat, Klaten, Jumat (20/4/2018).
Sarasehan tersebut dihadiri oleh sejumlah relawan dan komunitas peduli sungai di Klaten. Selain Bupati Klaten Sri Mulyani, acara itu juga dihadiri Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Charizal A Manu serta sejumlah pejabat lainnya.
Charizal menjelaskan, tema sarasehan itu adalah gotong royong menuju sungai Klaten yang rahayu. Ia menjelaskan bila BBWS Bengawan Solo mendukung kegiatan tersebut. Ia menilai banyak titik di Sungsi Dengkeng yang kondisi tanggulnya kritis.
“Penanganan sungai itu mahal. Kita ambil contoh perbaikan tanggul 300 meter saja rata-rata habis Rp 4 miliar. Kegiatan relawan di Klaten menjadi pilot proyek untuk penanganan sungai di Indonesia,” papar dia.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya mendapat anggaran mencapai Rp 13 miliar untuk tanggul dan mendapat proyek untuk bendungan.
“Semoga semua dapat berjalan lancar untuk perbaikan tanggul seperti bronjong kawat diupayakan dari pabrikan sehingga hasilnya maksimal,” katanya.
Menurutnya, komunitas peduli sungai juga perlu diajak melihat penanganan longsor dengan bahan lokal. Semisal dengan bambu seperti yang dilakukan di Cirebon, Jawa Barat.
“Harapannya Klaten juga dapat memaksimalkan bambu yang tumbuh di sepanjang Sungai Dengkeng untuk penanganan longsor,” harapnya.
Bupati Sri Mulyani menambahkan, sarasehan pemeliharaan Sungai Dengkeng diselenggarakan karena banyak tanggul kritis di sepanjang sungai tersebut.
“Dari data yang kami miliki, ada sekitar 76 lokasi tanggul di sepanjang Sungai Dengkeng yang melintas di Klaten yang kritis,” urainya.
Dengan dukungan masyarakat serta komunitas hingga BBWS Bengawan Solo, ia menilai masyarakat Klaten akan semakin nyaman, khususnya yang tinggal di bantaran Sungai Dengkeng.
Bupati berpesan agar warga menjaga lingkungan dengan tak membuang sampah di sungai.
“Saat ini di Klaten juga sudah terbentuk sekolah sungai yang menjadi rujukan nasional. Maka masyarakat Klaten kami imbau tetap menjaga kebersihan sungai,” kata dia.
Lebih jauh, istri mantan Bupati Klaten, Sunarna itu mengatakan saat ini Rowo Jombor di Klaten masuk program prioritas Pemprov Jateng. Ia berharap, Rowo Jombor segera menjadi destinasi wisata baru di Klaten.