WONOGIRI—Musim kemarau di wilayah Wonogiri diprediksi bakal lebih lama daripada daerah lain. Sejumlah perilaku pun diminta untuk ditinggalkan guna meminimalkan dampak kemarau.
Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto mengatakan berdasarkan info prakiraan BMKG Jateng, musim kemarau di Wonogiri dimulai pada dasarian atau sepuluh hari ketiga April 2018 lalu. Jika dibanding dengan daerah lain, Wonogiri diprediksi bakal mengalami masa musim kemarau cukup lama.
“Diperkirakan musim kemarau untuk wiilayah Wonogiri selama 21 dasarian. Jika dihitung sekitar tujuh bulan,” kata dia, Rabu (9/5/2018).
Sedangkan, rata-rata daerah lain di wilayah Jateng hanya mengalami musim kemarau selama enam bulan.
Lantaran itu pihaknya mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsigaan dan kewaspadaan terkait dampak musim kemarau. Diantaranya ketersediaan air bersih, ketersediaan air irigasi pertanian, serta mewaspadai kebakaran pemukiman, lahan dan hutan.
Dia mengatakan, di saat musim kemarau wilayah Wonogiri berpotensi terjadi dua bencana alam, yakni kekeringan dan kebakaran. Bencana alam itu dapat melanda beberapa kecamatan, khususnya kecamatan di wilayah Wonogiri bagian selatan.
Pihaknya mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dan mewaspadai datangnya bencana alam tahunan itu. Dia meminta masyarakat lebih berhemat dalam penggunaan air bersih serta tidak membuang puntung rokok dan membakar sampah sembarangan.
Dari 25 kecamatan di Wonogiri, delapan diantaranya (32 persen) rawan kekeringan. Sedangkan bencana kebakaran berpotensi pada 12 kecamatan (48 persen). Aris Arianto