SRAGEN- Kekeringan dampak kemarau berkepanjangan turut membawa imbas buruk bagi nasib pertanian di Sragen. Sebanyak 1.069 hektare tanaman padi saat ini dilanda kekeringan dan terancam gagal panen.
Bahkan, sudah ada lima hektare yang dipastikan sudah puso alias gagal panen. Data yang dihimpun di Dinas Pertanian Selasa (21/8/2018), laporan terkini jumlah lahan padi saat ini 11.586 hektare.
Dari luasan itu, 1.069 hektare dilaporkan sudah terancam kekeringan. Lahan terancam kekeringan itu tersebar di enam kecamatan.
Luasan paling banyak terancam ada di Kecamatan Sidoharjo seluas 585 hektare, disusul Kecamatan Sragen seluas 188 hektare dan Tanon 120 hektare. Sementara lima hektare padi yang sudah puso berada di Tanon. Mayoritas padi yang terancam dan puso itu berumur antara 7-24 hari.
Pelaksana Harian (PLH) Kepala Dinas Pertanian Sragen, M Djazairi mengatakan sebenarnya sudah ada SK dari Bupati perihal pola tanam padi,padi,palawija. Untuk musim kemarau ini, harusnya memang jatah ditanami palawija.
Akan tetapi, sebagian petani memang masih nekat memilih menanam padi. Sehingga ketika kondisinya kekeringan, mereka pun sebenarnya sudah menyadari risiko itu.
“Untuk jalan keluarnya, selain jatah dari Gajah Mungkur, petani juga harus mengandalkan air tanah. Sambil tentunya berharap segera turun hujan. Kalau tidak segera ada hujan, ya luasannya yang terancam kemungkinan bisa bertambah,” terangnya. Wardoyo