SOLO– Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta akhirnya memilih merubah warna ornamen paving di Jalan Jenderal Sudirman atau tepatnya di depan Balaikota Surakarta yang dinilai menyerupai salib. Pemkot menutup ornamen yang menghias di sekitar Tugu Pamandengan itu menggunakan cat.
Hal itu dilakukan setelah sebelumnya desain paving yang disusun dari batu andesit tersebut menuai protes dari beberapa elemen masyarakat.
Wakil Walikota Surakarta, Achmad Purnomo memastikan, Pemkot Surakarta tidak ada niatan sama sekali untuk mendesain koridor Jenderal Sudirman tersebut dengan gambar salib. Kendati demikian, Pemkot Surakarta tetap menerima aspirasi elemen muslim yang membuat surat untuk Walikota Surakarta ahar merubah tatanan tersebut.
“Walikota tidak sama sekali memiliki rencana membuat simbol salib. Seperti dikatakan, desain awal memang memiliki filosofi mata angin. Namun jika ada yang mengartikannya sebagai gambar salib, solusinya mudah. Karena tergantung dari sudut pandang yang melihat dan bisa diartikan bermacam-macam. Maka ini solusinya dipikirkan bersama, jangan sampai hal seperti ini membuat perbedaan pendapat,” urainya, Jumat (18/1/2019).
Ditandaskan Achmad, jika ada yang menginginkan untuk merubah tatanan tersebut maka tidak bisa dilakukan semudah itu.
“Ini kan proyek, kalau untuk merubahnya harus sesuai regulasi yang ada. Nanti diserahkan terlebih dulu, kemudian baru menunggu keputusan. Inshaalloh bisa diselesaikan dengan terbuka sesuai petunjuk MUI,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua MUI Surakarta, Subari menegaskan bahwa pendesain koridor Jenderal Sudirman tersebut merupakan muslim.
“Dan tidak ada niatan sama sekali untuk menciptakan gambar salib,” tegasnya saat memberikan konfirmasi kepada sejumlah elemen masyarakat yang melakukan protes terhadap penafsiran paving salib tersebut.
Di sisi lain, Humas Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) Endro Sudarsono yang ikut dalam aksi tersebut mengatakan desain baru koridor Jalan Jenderal Soedirman Surakarta terlihat seperti desain atau mozaik yang mirip salib.
“Awalnya kami tahu dari instagram. Di situ ribut warganet mempersoalkan ini. Kami akhirnya menyatakan sikap,” katanya. Triawati PP