KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pihak Polres Karanganyar memastikan situasi di wilayah Jumantono sudah berangsur kondusif pasca insiden bentrokan antara dua kelompok pada Minggu (24/2/2019) siang.
Kedua kubu yakni PSHT dan rombongan pelayat yang sempat dikabarkan terlibat bentrok di Desa Tugu, Kecamatan Jumantono, Karanganyar, Minggu (24/2/2019) siang dikabarkan sudah tidak bermasalah.
Kepastian itu disampaikan Kapolres Karanganyar, AKBP Catur Gatot Efendi melalui Kasat Reskrim AKP Purbo Adjar Waskito, Senin (25/2/2019). Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , AKP Purbo mengatakan pada hari kejadian pun, situasi di lokasi kejadian Jumantono sudah kembali kondusif.
Menurutnya, kedua belah pihak yang sempat bentrok, sudah menyatakan tidak bermasalah.
“Sampai saat ini situasi tetap kondusif. Hari itu (Minggu, 24/2/2019) pun situasinya juga kondusif. Kedua belah pihak sudah tidak bermasalah,” paparnya.
Meski demikian, mengingat kejadian berada di wilayah hukum Karanganyar, kepolisian tetap memberi atensi dan melakukan penyelidikan terkait kejadian itu.
“Tetap kita tangani,” tegasnya.
Seperti diberitakan, dari informasi yang berhasil dihimpun Tim JOGLOSEMARNEWS.COM , bentrokan terjadi tepatnya di Jalan Jumapolo-Karanganyar, di Dusun Tugu, Desa Tugu, Jumantono, Karangnyar.
Kronologisnya, menurut sejumlah saksi mata, dua kelompok massa yang terlibat adalah PSHT dan rombongan pelayat yang telah selesai melaksanakan pemakaman jenazah eks napiter Noeim Ba’asyir.
Saat itu, rombongan PSHT hendak menghadiri kegiatan di Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri. Pada saat bersamaan, datang rombongan pelayat dari arah Kota Solo menuju TPU di Polokarto, Sukoharjo. Perjalanan rombongan pelayat tertutup massa PSHT di sekitaran Pasar Bekonang.
Suasana sempat menghangat karena massa PSHT diperingatkan untuk minggir namun diduga malah menggebrak motor. Tapi suasana bisa dikondisikan dan perjalanan kedua rombongan bisa dilanjutkan.
Selesai pemakaman, rombongan pelayat keluar dari TPU. Dari arah berlawanan ada massa PSHT 100 orang yang ditengarai menggeber-geber motor.
Kedua massa akhirnya bertemu dan terjadilah aksi saling serang. Massa PSHT yang sebagian besar masih usia remaja, kocar kacir dan lari masuk ke perkampungan.
Akibat kejadian itu 10 motor anggota PSHT rusak. Sementara lima orang dikabarkan mengalami luka ringan. Wardoyo