SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Perjalanan hidup seseorang memang tak ada yang bisa menyangka dan memprediksi. Pun dengan Sugimin (52), anggota DPRD Sragen asal Karangnongko RT 10/3, Masaran, Sragen.
Siapa menyangka legislator Partai Golkar yang Jug pengusaha konveksi sukses itu harus mengakhiri kisah hidupnya secara tragis. Ia tewas usai dibunuh secara keji oleh teman perempuannya yang juga seorang dosen berinisial N.
Almarhum ditemukan tergeletak di tepi jalan di Wonogiri. Sempat menimbulkan misteri, sebelum akhirnya polisi berhasil mengungkap kematiannya yang tak lain dihabisi oleh teman perempuannya, N.
Kepergian legislator yang dikenal berjiwa sosial itu turut menyibak sisi lain perjalanan hidupnya.
Ya, almarhum ternyata bukanlah pengusaha yang mereguk sukses secara instan. Perjalanan hidupnya juga diliputi liku-liku berat dari awal.
Kisah perjuangan hidup itu dituturkan putra sulung almarhum, Deni Gian Kurniawan. Pria yang berprofesi sebagai binaragawan itu mengenang sosok almarhum bapaknya sebagai orang yang tegas dan pemberani.
“Bapak itu orangnya pemberani dan jiwanya penuh semangat. Beliau energik. Bapak mendidik anak-anaknya dengan keras,” ujar Deni ditemui di rumah duka Jumat (19/4/2019).
Ia mengisahkan awalnya keluarganya hidup sederhana. Bapaknya mengawali usaha dari nol dengan jualan toko kelontong.
Selain kelontong, bapaknya juga memulai usaha konveksi dengan belanja kain dari Pasar Klewer Solo kemudian dijual keliling ke luar Jawa.
“Dulu Bapak itu awalnya rekoso Mas tapi semangatnya kuat. Belanja kain kaos sendiri ke Pasar Klewer dimasukin ke tas dijual ke luar Jawa ditenteng. Seminggu sekali pulang,” paparnya.
Sampai pada akhirnya sekitar 1999, menurut Deni, almarhum mulai merintis usaha konveksi di rumah. Berkat kerja kerasnya dibantu keluarga, usaha konveksi bernama Kusuma Terate itu berkembang pesat dan banyak menerima orderan hingga luar Jawa.
Keberhasilan itu membuat Sugimin yang juga kader Golkar Sragen, mendapat tawaran nyaleg dari Dapil I (Masaran, Sidoharjo, Sragen).
Setelah sempat gagal, ia kemudian mendapat berkah menjadi anggota DPRD pergantian antar waktu (PAW) menggantikan Edi Hardjono yang tersandung kasus.
Sayangnya, moncernya karier dan kehidupan sang legislator itu harus terputus akibat insiden pembunuhan yang menimpanya pada Selasa (16/4/2019) dinihari.
Deni mengaku sangat kehilangan sosok almarhum yang selama ini dikenal penyayang dan ceria di keluarga.
“Saya pribadi sebetulnya masih perlu bimbingan almarhum. Namanya anak sampai kapan pun, sosok orangtua pasti dibutuhkan. Yang paling berkesan beliau itu penceria, suka bercanda dan nggak nggoh eman sama anak,” tuturnya. Wardoyo