Beranda Edukasi Akademia Dosen UMS Berikan Edukasi Game Tradisional kepada Siswa dan Guru Tingkat SD

Dosen UMS Berikan Edukasi Game Tradisional kepada Siswa dan Guru Tingkat SD

SUKOHARJO (JOGLOSEMARNEWS.COM )-Fakultas Komunikasi dan Informatika (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengedukasi anak-anak tingkat dasar tentang game yang berawawasan pengetahuan. Kegiatan tersebut dilakukan kepada anak-anak siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pucangan, Kartasura dan MIM PK Kertonatan selama dua hari yakni Senin-Selasa (19-20/8/2019).

Edukasi game tersebut adalah follow up dari PKM Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh dosen-dosen Fakultas Komunikasi dan Informatika. TIM PKM tersebut terdiri dari Dr Endah Sudalmilah, ST, M.Eng, anggota Fatah Yasin Al Irsyadi, ST,MT, Dr Dian Purworini, SSos, MM,  Yanti Haryanti, MA dan  Azizah Fatmawati, ST,STh I, MSc.

Ketua TIM, Dr Endah Sudalmilah, ST, MEng menjelaskan, PKM Pengabdian Masyarakat diberi nama Program Kemitraan Masyarakat Digital Literasi dan Implementasi AR Edugame untuk Media Pembelajaran Anak Sekolah Dasar.

Dikatakan Endah, pada program ini sekolah dasar yang dipilih adalah MI Muhammadiyah Pucangan dan MI Muhammadiyah Kertonatan sesuai dengan MoU yang telah disepakati bersama.

Literasi game tersebut dibagi menjadi dua  bagian yang dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan yakni untuk siswa dan juga guru. Total ada 25 guru dan 100 siswa mulai dari kelas 4-6 yang ikut serta pada kegiatan ini. Untuk siswa edukasi yang diberikan adalah game Augmented Realy (AR) Tari dan Gamelan, sedangkan guru itu edukasi game Mobile Legend dan PUBG. Namun di akhir acara para guru pun akhirnya dikasih edukasi terkait game AR.

Baca Juga :  Perkuat Jejaring, KA Fisip UNS Kembangkan Berbagai Platform Komunikasi

Augmented Realy (AR) Tari dan Gamelan adalah hasil karya dari mahasiswa Teknik Informatika Nurul Ustia dan Doni Bakhtiar. Nurul Ustia membuat game AR Tari dan Doni Bakhtiar membuat game AR Gamelan.

Nurul sapaan akrabnya, butuh waktu 6 bulan untuk menyelesaikan game tersebut sedangkan Bakhtiar butuh waktu 4-5 bulan untuk menyelesaikannya. Kedua game ini saling berhubungan karena sama-sama mengangkat seni tradisional. Dalam game 3D tersebut, pengguna tinggal membuka aplikasinya dan mengarahkan layar ponselnya pada kertas yang sudah disediakan.

Pengguna tinggal memilih Tari maupun gamelan yang apa yang ingin dimainkan. Dalam waktu sekejap tari-tarian tradisional yang dipilih pun langsung tampil di layar smartphone dalam bentuk animasi 3D, begitu juga dengan AR Gamelan.

Menariknya melalui dua game ini kita bisa langsung tahu seperti apa gerakan-gerakan irama tari-tari tradisional seperti, Tari Gantar dari Kalimantan, Tari Kecak  dari Bali, Tari Sajojo dari Papua, dan Tari Tor-Tor dari Sumatra dan Tari Gambyong dari Jawa Tengah. Selain itu, pengguna juga bisa belajar seperti apa bunyi dan cara memainkan alat-alat gamelan, misalnya Kendhang, Gong, Saron, Demung, Peking, Gambang, Bonang, Kempul, dan Kenong,

Salah satu peserta siswa kelas 5 MIM Pucangan, M Farrel merasa gembira bermain game tersebut karena bisa langsung belajar tari-tarian tradisional sekaligus gamelan. Hal yang sama disampaikan oleh Andin Safani Setyoningsih siswi kelas empat, “Waktu saya bermain game AR Tari dan Gamelan itu saya rasanya senang banget. Apalagi didampingi langsung  oleh kakak-kakak dari UMS”.

Baca Juga :  Perkuat Jejaring, KA Fisip UNS Kembangkan Berbagai Platform Komunikasi

Endah berharap semoga tujuan dari edukasi dan literasi game ini bisa tercapai yaitu paling tidak kita bisa menggunakan tekonologi itu dengan bijaksana. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwasanya target yang ia bidik yakni bisa terbentuk suatu pengetahuan digital literasi pada guru untuk ditularkan kepasa para siswanya.   Karena digital itu bagaimana kita menyikapi teknologi, sesuatu digital untuk menjadi bermanfaat. Kemudian untuk siswa target yang ingin dicapai yaitu siswa bisa paham bahwa  ternyata game itu tidak hanya untuk senang senang saja melainkan bisa buat belajar. (Triawati)