JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dinamika di partai koalisi Jokowi diduga mulai membuat partai NasDem tidak nyaman. Hal itu mulai terlihat sejak masuknya partai Gerindra ke koalisi Jokowi.
Demikian diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno.
Dia mengatakan, untuk kepentingan itu, Ketua Umum (Ķetum) partai NasdDem, Surya Paloh mulai melakukan manuver ke partai-partai di luar koalisi Jokowi.
Sebagaimana diketahui, Surya Paloh bertemu PKS yang merupakan lawan dalam Pilpres 2019. Partai ini juga berencana bertemu PAN dan Demokrat.
Adi menilai, NasDem sedang mencari teman baru di luar koalisi guna menjaga keseimbangan politik.
“NasDem ingin mencari teman baru karena sejak awal pembentukan kabinet, Koalisi Jokowi mulai menampakkan gejala tak solid,” ujar Adi saat dihubungi oleh Tempo pada Senin, 4 November 2019.
Selain itu, manuver partai itu dinilai untuk membangun jembatan untuk kebutuhan politik jangka pendek dan panjang. Jangka pendek, kata Adi, merujuk pada Pilkada Serentak 2020. Sementara jangka panjang, menuju pemilu 2024.
“Tentu NasDem sedang berhitung dan sudah membaca parpol mana yang iman politiknya seirama. Mereka mencari suasana baru politik karena konfigurasi politik ke depan tentu dinamis,” ujar Adi.
Untuk jangka panjang, Adi menengarai ada proyek besar yang ingin dilakukan NasDem. Yaitu ingin membentuk satu poros kekuatan politik baru di luar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Sinyal yang sama ditangkap oleh Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin.
Menurut Ujang, NasDem sudah mulai tidak nyaman berada dalam koalisi Jokowi, sehingga mulai mencari-cari teman baru di luar koalisi.
“Manuver mereka awalnya karena kecewa, bahwa Jaksa Agung tidak diberikan ke NasDem, malah ke PDIP,” ujar Ujang.