Beranda Daerah Sragen Innalillahi, Nenek 54 Tahun di Mondokan Sragen Nekat Bunuh Diri. Ditemukan Nggantung...

Innalillahi, Nenek 54 Tahun di Mondokan Sragen Nekat Bunuh Diri. Ditemukan Nggantung di Ruang Salat

Petugas Inafis Polres dan Polsek Mondokan saat melakukan identifikasi jasad korban nenek gantung diri. Foto/Wardoyo
Petugas Inafis Polres dan Polsek Mondokan saat melakukan identifikasi jasad korban nenek gantung diri. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Warga Desa Pare, Kecamatan Mondokan, Sragen digemparkan dengan insiden bunuh diri yang dilakukan Mbah Poniyem (54).

Nenek paruh baya asal Dukuh Mejari, RT 22, Desa Pare, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen itu ditemukan meregang nyawa dengan gantung diri. Korban ditemukan tak bernyawa di blandar ruangan salat di rumahnya.

Data yang dihimpun, kejadian diketahui pukul 12.00 WIB. Jasad korban kali pertama ditemukan Poyo (54) suami korban.

Menurut keterangan saksi, siang kemarin Poyo berangkat ke sawah sekira pukul 07.00 WIB. Saat itu, kodban sedang di rumah.

Sepulang dari sawah, Poyo mendapati pintu rumahnya dalam keadaan terbuka. Ia langsung histeris saat masuk ke kamar salat dan mendapati istrinya sudah meninggal dunia.

Korban ditemukan tergantung di kayu blandar kamar salat. Mendapati itu, Poyo langsung berteriak meminta tolong warga.

Baca Juga :  Teror Menjelang Masa Tenang Pilkada Sragen 2024: Muncul Spanduk Provokatif di Gondang, Sidoharjo, dan Sragen Kota

Tak lama berselang, tim Polsek Mondokan, Tim Inafis Polres Sragen dan Tim Pukesmas Polsek Mondokan tiba untuk melakukan olah TKP dan melakukan pemeriksaan medis.

Kapolres Sragen AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo membenarkan kejadian itu. Dari hasil pemeriksaan medis dan olah TKP, korban dipastikan murni gantung diri dan tidak ada tanda kekerasan maupun penganiayaan.

“Ada luka pada leher akibat jeratan tali lebar 0,5 cm. Hasil pemeriksaan tim medis Pukesmas mondokan dan Tim inavis Polres Sragen tidak di temukan tanda- tanda kekerasan,” papar AKP Harno, Selasa (21/1/2020).

Dari keterangan kerabat, korban sebelumnya mempunyai riwayat gangguan jiwa, dan pernah berobat ke RSJ Surakarta. Karena keluarga korban keberatan untuk di lakukan autopsi dan sudah menerima musibah, maka jenasah langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan. Wardoyo