SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Siapa yang tidak kenal dengan wingko babad. Makanan ini dikenal sebagai kuliner oleh-oleh khas Semarang yang sering diminati wisatawan.
Jika dirunut ke belakang, sebenarnya makanan ini bukan asli Semarang, loh. Makanan ini berasal dari wilayah Babad di Lamongan, Jawa Timur, yang kemudian hijrah ke Semarang sekitar tahun 1946 silam.
Sungguhpun bukan asli makanan setempat, karena rentang usianya yang sudah cukup lama, eksistensi kuliner satu ini di Kota Semarang tak diragukan lagi.
Wingko babad tetap dicari-cari sebagai oleh-oleh khas Semarang.
Menurut cerita, Wingko Babad Cap Kereta Api berdiri sejak 1946, dibawa dari Lamongan oleh Ny Mulyono. Terhitung sampai sekarang, Wingko Babad Cap Kereta Api sudah memasuki generasi kedua, yang dikelola oleh Ny Sinata.
“Awal mulanya dulu, wingko babad ini tidak punya nama, karena seringnya dijajakan di stasiun kereta api,” ujar Ny Sinata saat bincanh-bincang dengan Joglosemarnews.
Seiring berjalannya waktu, muncul ide untuk memberi nama pada produk tersebut. Waktu itu, kisah Sinata, tak butuh permenungan panjang untuk memberi nama produk wingko babad miliknya.
Karena makanan tersebut sering dijajakan di staaiun Kereta Api, maka dinamakanlah jajanan terssbut dengan nama Wingko Babad Cap Kereta Api.
Dampai dengan sekarang, wingko babad Cap Kereta Api terkenal sebagai legenda dan pioneer (pelopor) wingko babad di Kota Semarang.
Ciri khas dari wingko Babad Cap Kereta api ini menggunakan resep keluarga yang sudah turun-temurun, tidak menggunakan bahan pengawet, zat pewarna, gula buatan, maupun penguat rasa.
“Konsekuensinya, karena tidak menggunakan bahan pengawet, wingko ini hanya bisa bertahan selama tiga hari saja,” ujar Sinata.
Tak sebesar namanya, proses masak wingko babad ini sampai sekarang masih menggunakan oven sederhana. Ini yang justru menjadi daya tarik tersendiri dari makanan ini.
Jika dulu hanya terssdia oroginal, kini wingko babad Cap Kereta Api tersedia dalam banyak rasa. Seperti coklat, durian, pisang raja, original, hingga rasa buah nangka.
Campuran tepung ketan, kelapa dan gula ditambah macam rasa tersebut menambah nikmat jika disandingkan dengan segelas teh atau kopi di kala sore hari.
Untuk pabrik pembuatan wingko Babad Cap Kereta api ini sendiri berada di Taman Beringin, Bentuman, yang tak jauh dari kawasan Stasiun Poncol.
Sedangkan tokonya berada di daerah Kota Lama, daerah yang strategis bagi wisatawan luar maupun domestik.
Toko ini buka dari jam 07.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB. Tapi semenjak ada pandemi virus Covid-19, toko ini tutup lebih awal, yakni pada pukul 18.00 WIB.
Pada awal Pandemi Virus Covid-19 masuk di Inonesia, toko wingko babad ini juga terkena dampaknya. Toko ini tutup sekitar tiga bulan, terhitung sejak Maret lalu, dan baru kembali buka pada bulan Juni. lukman