YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta dinyatakan positif terpapar Covid-19.
Menanggapi hal itu, Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, yang bersangkutan diketahui tertular virus Corona, seusai suaminya meninggal dunia 10 Oktober 2020 lalu dengan status positif Covid-19 yang disertai penyakit penyerta (komorbid).
“Kita dapat awal dari keluarga, karena suaminya terpapar, dan meninggal dunia, ada komorbid. Kemudian, keluarganya kita swab semua, ada dua yang positif, yakni istri dan anak bungsu. Sementara anaknya yang satu lagi, dinyatakan negatif,” ungkapnya, Kamis (22/10/2020) sore.
Heroe pun menegaskan, pihaknya langsung bergerak cepat setelah muncul kasus di lingkungan Pemkot Yogyakarta tersebut.
Pihaknya telah menginstruksikan dua bidang di Diskominfo yang dianggap ada interaksi intens dengan pasien, agar menjalani karantina atau isolasi mandiri.
“Langsung kita lakukan blocking di dua bidang, peliputan, serta media massa. Saat ini, sudah kita lakukan swab test terhadap teman-teman Diskominfo. Total ada 12 orang, hasilnya swab negatif semua,” tandas Heroe.
“Memang, begitu ada kasus, langsung kita upayakan segera blocking, tracing, serta swab test secara cepat pada kontak eratnya, untuk memastikan tidak ada sebaran di kantor,” imbuh Wakil Walikota Yogyakarta tersebut.
Bahkan, langkah itu tidak hanya diterapkan untuk jajaran Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian saja, karena yang bersangkutan diketahui memiliki kontak erat dengan sejumlah pejabat di luar instansinya.
Alhasil, tracing yang dilakukan Dinas Kesehatan semakin meluas.
“Termasuk saya (ada kontak erat dengan pasien), karena sempat rapat dengan yang positif itu. Dua kali ya, di kantor dan rumah makan. Saya juga langsung diswab waktu itu, alhamdulillah hasilnya negatif,” jelas Heroe.
Sekadar informasi, kemunculan kasus positif Covid-19 di lingkungan Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta itu bukanlah yang pertama.
Pasalnya, pada kisaran bulan Agustus lalu, ditemukan pula kasus serupa yang memapar seorang tenaga teknis peliputan.
Walau begitu, Heroe mengaku bersyukur, lantaran deretan kasus yang terjadi di internal Pemkot Yogyakarta tersebut tak sampai meluas dan menjadi sebuah klaster penularan yang masif.
Ia menilai, fenomena itu sedikit banyak disebabkan oleh penerapan protokol kesehatan yang baik.
“Di Pemkot sudah beberapa kali kena, tapi tidak menyebar luas. Baik yang terjadi di Dinkes, Kominfo yang kemarin dan sekarang, kemudian Dinas Kebudayaan. Termasuk di Puskesmas, yang tidak menyabar secara luas, sehingga tidak sampai menjadi klaster penularan,” ungkapnya.
“Mudah-mudahan ya, itu karena teman-teman menerapkan protokol kesehatan dengan baik sehingga tidak ada sebaran di kantornya. Bahkan, yang Kominfo ini, teman-teman satu ruangannya pun tidak tertular,” imbuh Heroe.