YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Saat memasuki gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) Yogyakarta-Solo, kesan pertama yang terekam dalam benak penumpang adalah interiornya yang bersih, nyaman tidak berisik dan waktu tempuh yang cepat.
Itulah setidaknya yang dirasakan oleh Multyaningtyas (42) saat ikut naik dalam uci coba kereta tersebut pada Rabu (20/1/2021) lalu.
Wanita yang tergabung dalam kelompok Paramekslover mengatakan, KRL akan membawa nuansa dan pengalaman baru bagi penumpang rute Yogya-Solo.
Apalagi, fasilitas yang ditawarkan sangat memanjakan penumpang, mulai dari tingkat akurasi kecepatan hingga sarana penunjang di dalam KRL seperti pendingin ruangan.
“Ini akan menjadi pilihan tersendiri. Terutama bagi saya seorang pekerja yang harus PP dari Jogja-Solo setiap hari. Pastinya bisa lebih baik untuk mendorong transportasi umum darat ini,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan uji coba KRL Yogya-Solo melalui Stasiun Yogyakarta menuju Solo Balapan, pada Rabu (20/1/2021).
Berdasarkan, pantauan Tribun Jogja, untuk menaiki KRL Yogya-Solo, penumpang harus memiliki kartu multi trip (KMT) yang bisa didapatkan melalui loket stasiun KRL.
Nantinya, kartu akan diisi saldo yang berguna sebagai pengganti tiket untuk menaiki KRL. Pada masa percobaan itu, tarif biaya yang dikeluarkan hanya sebesar Rp 1 per orang.
Nantinya, saat sudah dikomersilkan, tarifnya akan disesuaikan dengan harga KA Parameks.
Selama pandemi Covid-19 ini, sebelum naik KRL, penumpang diwajibkan melakukan protokol kesehatan. Mulai dari penggunaan masker, cuci tangan, pengecekan suhu tubuh, dan hand sanitizer.
Kemudian, petugas akan mengarahkan penumpang menuju mesin tiket.
Di sana, KMT tadi akan ditempelkan di mesin sebagai tanda validasi seorang penumpang.
Ketika semua sudah dilengkapi, petugas akan mengarahkan penumpang menuju KRL tersebut. Dan, saat itulah KRL Yogya-Solo dengan corak batik berwarna merah itu siap mengantar penumpang ke tujuan.
Saat berada di dalam KRL, suasana rapi dan bersih menjadi kesan pertama ketika memasuki kereta.
Kursi penumpang dengan aksen warna coklat muda dibuat saling berhadapan yang dilengkapi dengan tulisan pengaturan jarak antar penumpang.
Begitu pula, pada lantai KRL yang turut ditempel simbol kaki sebagai tanda batas pengaturan jarak.
KRL juga dilengkapi dengan pegangan tangan (handlegrip) berwarna kuning terang untuk penumpang yang berdiri.
Selama perjalanan menggunakan KRL Yogya-Solo, penumpang dilarang untuk makan dan minum untuk menghindari penyebaran virus Corona dari media droplet (air liur).
Ketika KRL mulai meninggalkan Stasiun Yogyakarta, suara dari mesin kereta begitu halus sehingga tidak ada suara berisik yang dihasilkan.
Alhasil, penumpang akan menjadi lebih nyaman. Sedangkan, untuk kecepatan KRL terbilang sangat baik dengan waktu tempuh dari Stasiun Yogyakarta ke Stasiun Solo Balapan hanya memerlukan waktu sekitar 1 jam 15 menit.
Dalam operasional nantinya KRL Yogya-Solo akan melewati 11 stasiun pemberhentian yakni Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delangu, Gawok, Purwosari, dan Solo Balapan.
Di setiap stasiun, petugas akan melakukan pemberitahuan melalui pengeras suara dan menyebutkan nama stasiun pemberhentian.
Sehingga, penumpang tidak perlu khawatir kelewatan stasiun yang akan dituju.
Multyaningtyas berharap, nantinya operasional KRL Yogya-Solo bisa ramah dengan waktu pekerja. Pasalnya, rata-rata pengguna KRL rute Yogya-Solo didominasi kalangan pekerja.
“Ya ke depannya mungkin waktu operasinya bisa sesuai dengan pekerja yaitu jam masuk dan pulang. Dan, paling penting bisa tepat waktu juga,” urainya.