SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM –Dinss Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen mencatat masih ada 1.135 tenaga kesehatan (nakes) di Sragen yang belum divaksin covid-19 tahap pertama.
Selain alasan kesiapan dan tensi tinggi, sebagian terpaksa menunda suntikan vaksin karena sudah pindah atau terdata di dua tempat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto mengatakan ada beberapa Nakes yang tidak hadir karena sudah berbeda faskes atau berpindah tempat kerja.
Dia mengatakan pihaknya telah mengupayakan vaksinasi selama tiga hari kalau harus terselesaikan. Namun nyatanya ada beberapa kendala di lapangan.
“Ada beberapa faktor nakes pindah tidak bilang, nakes di klinik perpindahan begitu cepat, Puskesmas pensiunan juga. Tapi saya yakin tidak mungkin terdata di dua tempat,” katanya kepada wartawan kemarin.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan Hingga Kamis (28/1/2021) total sudah sebanyak 3.874 nakes yang sudah divaksin.
Jika dipersentase, mereka yang sudah tervaksin mencapai 77,8 persen. Dengan capaian tersebut, untuk sementara Sragen menempati peringkat ketiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah untuk kategori nakes yang sudah divaksin.
“Capaian per kemarin 77,8 persen peringkat ketiga di Jateng. Pertama Kota Pekalongan, kedua Kota Surakarta, ketiga Kabupaten Sragen,” papar Bupati.
Dari data di DKK, jumlah nakes di Sragen yang terdata untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sebanyak 5.009 Nakes.
Dari jumlah itu, masih ada 1.135 nakes yang hingga kini belum vaksin. Menurut bupati, nakes yang belum divaksin tersebut sebagian tertunda karena memang tidak bisa dilakukan vaksinasi.
Di antaranya mereka yang tensi tinggi, hamil, menyusui hingga yang sudah pernah tekonfirmasi Covid-19.
Namun juga ada Nakes yang tidak hadir ketika jadwal vaksinasi Covid-19 Sinovac yang dilakukan sejak Selasa-Kamis (26-28/1/2021) yang ditargetkan Pemkab Sragen.
“Itu data per kemarin, hari ini belum. Harusnya hari ini semoga tambah. Orang yang tensi tinggi itu saja minta segera diobati dan segera divaksin Covid-19,” katanya.
Yuni menyebut sejauh ini tingkat kesadaran Nakes untuk melakukan vaksinasi Covid-19 cukup tinggi. Ia mengklaim tidak ada nakes yang menolak divaksin.
Selain itu kepercayaan publik terhadap vaksin ini dikatakannya tinggi. Dengan 10 tokoh masyarakat divaksin Covid-19 terlebih dahulu hal itu dinilai berdampak pada kepercayaan masyarakat terlebih Nakes.
“Kami memberikan contoh, ada beberapa kelompok masyarakat yang belum masuk kategori untuk divaksin semua sudah bertanya giliran kami kapan? berarti kan animonya tinggi, tidak ada yang menolak,” katanya.
Selain itu Yuni mengklaim management pengelolaan yang dibuat bagus. Para nakes yang terdaftar sebelum jadwal keluar, para Nakes sudah diberitahu terlebih dahulu.
Sehingga tidak ada Nakes yang terlewat. Bahkan para nakes sudah mulai antri untuk vaksinasi sejak dari pagi.
“Kemudian seperti di rumah sakit swasta di tempat kami h-1 sudah diminta segera mengambil vaksin. Terus kemudian sangat diperhatikan, semisal vaksin jam 12 jam 1 sudah harus ada report,” tandasnya. Wardoyo