YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Oknum petugas keamanan di kawasan Malioboro terkena batunya saat melakukan “catcalling” terhadap wisatawan di sana.
Pasalnya, kejadian tersebut diunggah oleh korban, dan hasilnya, pelaku dihukum push-up oleh pimpinannya alias Perwira Jogoboro (Jogo Malioboro).
Dugaan perilaku tak sopan yang dilakukan oknum petugas keamanan Malioboro itu terjadi pada seorang pengunjung perempuan.
Kejadian itu diunggah ke twitter korban, pada Sabtu (6/2/2021), pukul 18.29 WIB dan akhirnya viral di media sosial.
“Jadi aku lagi duduk-duduk sama Rara di pinggiran gitu, terus lama-lama dilihatin sambil di pssst-in gitu. Terus aku mah pura-pura nggak sadar aja sampai dia manggil aku Mbak-mbak gitu,” jelasnya dalam cuitan tersebut.
“Yawes aku samperin, kukira mau ditegur gegara kerumunan atau buka masker. Terus pas aku nyamperin pada ketawa-ketawa gitu sambil bilang ‘Mbak abis jatuh ya itu celananya sobek-sobek’. Di situ aku dah mau balik lagi karena apa sih nggak jelas lo. Tapi dia suruh cek suhu padahal tadi udah,” tambah korban, yang menautkan tweet itu ke akun resmi Bagian Humas Pemda DIY di @humas_jogja.
Tak berhenti sampai di situ, korban juga menumpahkan uneg-unegnya lewat gambar berikutnya, dimana kejadian kurang menyenangkan pun dilakukan oleh oknum petugas lain di titik yang berbeda dari kejadian pertama.
“Ohya, sama satu lagi, tadi aku sama Rara juga dicegat sama petugas Malioboro lain di spot yang berbeda. Awalnya negur gitu gara-gara buka masker terus malah nambahin ‘eh itu kok udelnya kelihatan’, terus aku belum bad mood banget jadi masih bisa jawab ‘ya namanya fashion pak’, tapi malah ditambahin lagi sama tukang becak di sana ‘awas lho mbak, nanti masuk angin’ gitu gitu deh,” jelasnya.
“Aku nggak tahu ini terhitung catcalling atau nggak, tapi tetap aja nggak bener. Lagipula harusnya dia itu mengayomi para wisatawan, bukan malah menciptakan lingkungan yang tidak nyaman,” tambah korban.
Menanggapi kejadian tersebut, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro lewat akun resminya @UPTMalioboro merespon dengan mengunggah foto beberapa petugas yang diduga sebagai pelaku, tengah menjalani hukuman push-up, sekaligus menandatangani surat peringatan.
“Petugas Jogoboro yang melakukan pelanggaran sudah diberi sanksi dan membuat surat pernyataan untuk tidak mengulanginya lagi,” tulisnya, yang ditautkan juga ke akun korban dan @humas_jogja.
Kepala UPT Cagar Budaya, Ekwanto pun memastikan bahwa pihaknya sudah mengambil sikap terhadap beberapa oknum petugas itu.
Menurutnya, mereka telah mendapat pembinaan dari perwira Jogoboro, serta membuat surat pernyataan tak akan mengulangi perbuatan serupa.
“Kami sangat menyayangkan ada petugas yang seperti itu. Ke depan tidak boleh terjadi lagi. Kami mohon maaf, mungkin dari Jogoboro ada yang kurang pas dan ini sudah kami ambil tindakan untuk pembinaan,” ujarnya.
Ekwanto pun menekankan pada para personel Jogoboro agar selalu memakai atributnya sesuai aturan.
Sebab, ketika yang bersangkutan mengenakan atribut Jogoboro, maka muncul tanggung jawab terhadap instansi, untuk tidak melakukan hal-hal yang berpotensi mencoreng nama baik.
“Kalau atribut lengkap, otomatis tidak berani sembarangan, mungkin duduk sembarangan, merokok sembarangan, atau meludah sembarangan dan sebagainya. Itu bagian dari upaya penjagaan lewat atribut yang ada,” cetusnya.
Namun, ia juga mengimbau para pengunjung Malioboro, agar menyesuaikan gaya berpakaiannya, dengan norma-norma dan etika Yogyakarta sebagai kota budaya.
“Mungkin di satu sisi, ada asap kalo ada api, di Malioboro ini, saya harap, seyogyanya ya, karena Yogyakarta kota budaya, kalau berpakaian yang sesuai dengan etika tempat dimana kita berada. Kita imbau semua pengunjung, agar menyesuaikan dengan adat-istiadat,” katanya.