WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keberadaan luweng di Wonogiri ternyata tidak direkomendasikan untuk keperluan wisata. Pasalnya beraktivitas di sekitar luweng terbilang membahayakan.
Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, Rabu (3/3/2021) menegaskan, pihaknya sangat tidak merekomendasikan luweng digunakan untuk kegiatan pariwisata.
Luweng, menurut dia berfungsi mengalirkan air di kawasan karst. Masyarakat sekitar diminta untuk menjaga agar tidak tertimbun atau tersumbat sampah maupun sedimentasi. Tujuannya drainase alami ini berfungsi dengan baik.
“Beraktifitas di sekitar luweng itu berbahaya, kita tidak tahu batuan di sekitarnya mudah lapuk atau tidak, lalu ketika terjadi gempa rawan runtuh atau tidak. Selain itu belum diketahui berapa kedalaman atau panjang dari luweng itu,” papar dia.
Sosialisasi terkait bahaya beraktivitas di sekitar luweng ini diselipkan melalui pemerintah desa atau relawan desa tanggap bencana (destana). Dimana sebagian besar desa di Wonogiri telah terbentuk destana. Untuk diketahui ada total 294 desa/kelurahan di Kota Mete.
Disinggung soal luweng di Wonogiri yang dimanfaatkan selain drainase alami, menurut dia memang ada. Yakni di Luweng Songo Desa Sumberagung Kecamatan Pracimantoro. Hanya saja pemanfaatannya bukan untuk pariwisata. Memainkan pengadaan air bersih, di dalam Luweng ada sungai bawah tanah yang diambil airnya melalui penyedotan mesin.
“Jadi hanya untuk keperluan pengadaan air bersih, itupun dengan disedot dengan mesin pompa air. Kalau untuk keperluan pariwisata, tidak ada, dan sekali lagi kami tidak merekomendasikan,” tandas dia.
Mantan Camat Selogiri ini menerangkan, mulut luweng harus bersih dari segala sumbatan. Misalnya sampah, daun dan ranting kering, batu, tanah, maupun sedimentasi dan sejenisnya. Secara prinsip, luweng merupakan aliran pembuangan air yang tercipta secara alami.
Ketika mengalami penyumbatan aliran air tidak bisa mengalir lancar dan bahkan menggenang di sekitarnya.
Terpisah Camat Giritontro, Fredy Sasono menuturkan lubang luweng sudah dianggap satu hal yang biasa. Sebab, di wilayahnya banyak terdapat luweng. Sehingga masyarakat dengan sendirinya sudah memiliki sikap waspada.
“Kami meminta warga tidak mendekati area di sekitar lubang luweng itu. Kami sosialisasikan melalui perangkat atau relawan,” jelas Fredy.
Di wilayah Wonogiri selatan tercatat ada ratusan luweng atau sumur dalam vertikal. Dari jumlah itu sekitar 50-an buah termasuk berukuran besar.
Ratusan luweng tersebar di wilayah Wonogiri selatan. Meliputi Kecamatan Paranggupito, Pracimantoro, Eromoko, Giriwoyo, Manyaran, dan Giritontro. Aria