Beranda Umum Nasional Pernah Ditawari Kudeta AHY, Gatot Nurmantyo Menolak Karena SBY

Pernah Ditawari Kudeta AHY, Gatot Nurmantyo Menolak Karena SBY

tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Selain Moeldoko, ternyata mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo juga mengaku pernah ditawari untuk mengambil alih Partai Demokrat dengan melengserkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Cerita ini dia sampaikan saat dia diwawancarai dalam podcast Bang Arief.

Potongan wawancawa ihwal tawaran mengambil alih Demokrat itu dia unggah di akun Instagram pribadinya, @nurmantyo_gatot.

Gatot mengatakan, ia pernah didatangi oleh orang yang menyebutnya juga digadang-gadang menjadi Ketua Umum Demokrat.

“Banyak yang bertanya kepada saya, Bapak juga digadang-gadang menjadi (Ketum Demokrat). Saya bilang, siapa sih yang enggak mau partai dengan (suara) delapan persen, kalau enggak salah kan. Besar, pernah presiden segala macam,” kata Gatot dalam video di akun Instagram, dikutip Minggu (7/3/2021).

Gatot mengatakan ia kemudian bertanya bagaimana proses menjadi Ketua Umum Demokrat. Menurut Gatot, ia mendapat jawaban bahwa prosesnya adalah dengan melakukan kongres luar biasa dan mengganti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terlebih dulu.

“Mosi tidak percaya nanti AHY turun. Setelah AHY turun baru terjadi pemilihan,” kata Gatot.

Baca Juga :  Cagub Bengkulu Petahana Terjaring OTT KPK, Ini Sikap KPU

Gatot bercerita, ia langsung menolak jika prosesnya dengan menurunkan AHY. Dia mengingat jasa Susilo Bambang Yudhoyono, ayah AHY, dalam kariernya di militer.

Menurut Gatot, ketika menjabat presiden keenam, SBY tentu mengetahui setiap jenjang kariernya sebagai tentara, misalnya ketika naik bintang tiga dan menjadi Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat.

Saat menjabat Pangkostrad, kata Gatot, ia dipanggil Presiden SBY ke Istana. SBY mengatakan bakal mengangkatnya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat.

“Saya terima kasih atas penghargaan ini dan akan saya pertanggungjawabkan,” kata Gatot menceritakan responsnya waktu itu.

SBY, ujarnya, hanya berpesan agar Gatot profesional serta mencintai prajurit dan keluarganya dengan segenap hati dan pikiran. “Beliau tidak nitip apa-apa, tidak pesan lain-lainnya lagi.”

Gatot mengatakan ia dibesarkan oleh dua presiden, yakni Presiden SBY dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Gatot mengaku tak bisa mencongkel anak dari orang yang pernah berjasa kepadanya demi meraih kekuasaan yang lebih besar lagi.

Gatot juga mengaku ingin mewariskan nilai-nilai yang baik kepada anak-anaknya sendiri. Dia tak ingin dianggap tak beradab kepada orang yang pernah berjasa. “Saya terima kasih, tetapi moral etika saya tidak bisa menerima itu,” ujar Gatot.

Baca Juga :  Permohonan Praperadilan Ditolak Hakim, Anies: Kewarasan Publik Akan Kawal Proses Hukum Tom Lembong

Dalam video Gatot Nurmantyo, tertulis keterangan bahwa wawancara dilakukan sebelum Kongres Luar Biasa atau KLB Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang menetapkan Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai ketua umum.

www.tempo.co