Beranda Daerah Ngeri, Penampakan Awan Tsunami yang Menggulung di Atas Langit Pekalongan. Videonya Viral

Ngeri, Penampakan Awan Tsunami yang Menggulung di Atas Langit Pekalongan. Videonya Viral

Tangkapan layar video viral di media sosial memperlihatkan fenomena alam awan menggulung seperti tsunami di Pekalongan, Sabtu (3/4/2021). Foto: Instagram/pekalonganpost

PEKALONGAN, JOGLOSEMARNEWS.COM Fenomena alam berupa awan yang menggulung bak ombak tsunami kembali terjad. Kali ini fenomena alam tersebut terekam video terjadi di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, pada Sabtu (3/4/2021).

Sejumlah video penampakan awan pekat yang menggulung itu pun beredar luas di media sosial. Tampak jelas bagaimana awan berbentuk memanjang di atas atap perumahan warga.

Fenomena awan tsunami itu disebut dapat dilihat di seantero wilayah Kota Pekalongan. Warga pun banyak yang lantas mengabadikannya dalam foto maupun video.

Salah satunya yang kemudian diunggah oleh akun media sosial Instagram @pekalonganpost. Dalam video itu terlihat sebentuk awan menggulung yang cukup besar dan memanjang di atas atap rumah-rumah warga.

“Kondisi langit saat ini. Terlihat awan yang menggumpal yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Di sebelah sisi utara. Masya Allah. Semoga tidak terjadi apa-apa,” ucap pria yang merekam video.

Akun tersebut juga mengunggah video lain kiriman netizen yang memperlihatkan kondisi awan serupa dari lokasi yang berbeda.

Penjelasan BMKG

Sementara itu, dijelaskan Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Hari Tirto Djatmiko, fenomena dalam video merupakan penampakan dari awan Arcus.

Penampakan awan jenis itu juga pernah membuat heboh warga Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam, pada Agustus tahun lalu.

Lebih tepatnya, Hari menyebutnya roll cloud atau awan menggulung, yakni salah satu jenis awan arcus atau awan rendah, panjang dan tipis yang terkait dengan awan hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang.

“Awan tersebut terkadang terlihat di bawah awan Cumulonimbus dengan ketinggian hingga sekitar dua kilometer,” jelasnya seperti dikutip Tempo.co, Minggu (4/4/2021).

Awan tersebut, lanjut Hari, membentuk kolom horizontal yang dapat menggelinding atau bergulung panjang apabila dalam awan mengalami perbedaan arah angin di lapisan bagian atas dan bawah. Hal tersebut terjadi ketika suatu aliran udara dingin yang turun dari awan Cumulonimbus sampai mencapai tanah.

Udara dingin itu, diindikasikan menyebar dengan cepat di sepanjang tanah kemudian mendorong udara lembap dan hangat yang ada di sekitarnya ke atas. “Saat udara ini naik, uap air mengembun membentuk pola awan Arcus,” kata dia.

Ditambahkan Hari, saat awan Arcus terbentuk dengan awan Cumulonimbus dan downdraft, biasanya disertai hujan lebat atau hujan es, kilat atau petir dan angin kencang.

“Jenis awan Arcus lainnya adalah shelf clouds yang merupakan awan rak yang sering dikaitkan dengan garis badai, dan sering kali dilaporkan sebagai awan dinding,” terangnya.

www.tempo.co

Baca Juga :  Penangkapan Begal Bersenjata Api di Garut Diwarnai Aksi Penembakan, 1 Pelaku Tewas