SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Selama ini, Kota Solo terkenal dengan julukannya sebagai kota kuliner. Tak kurang-kurang destinasi wisata kuliner di kota Solo ini yang bisa memanjakan selera lidah.
Sebut saja mulai dari tengkleng, serabi, sate kere, nasi liwet dan masih banyak lagi. Satu lagi adalah bakmi Jowo.
Meski bakmi Jowo ini bukan kuliner khas Kota Solo, namun beberapa warung bakmi Jowo yang buka di kota Solo hampir selalu ramai pembeli.
Bisa dimaklumi, karena bakmi Jowo memiliki cita rasa yang khas yang sangat berbeda dengan kuliner lainnya. Cita rasa gurih yang bikin nagih.
Omong-omong soal bakmi Jowo, tak ada salahnya jika Anda sesekali mampir di warung bakmi Jowo Lintang, yang berada di Jalan Kalingga Barat III/ No. 8, Banyuagung, Kadipiro, Solo.
Meski letaknya di dalam kampung dan merupakan pendatang baru di dunia kuliner, namun jangan tanya, cita rasanya bikin sensasi melambung.
Sebagai ancar-ancar, jika bertolak dari Palang Joglo, Anda masuk Jalan Ki Mangunsarkoro ke arah barat. Sekitar 800 meter kemudian, tepat sampai perempatan di sebelah barat SPBU Banyuagung, ambil gang kampung ke arah kanan. Di situlah warung Bakmi Jowo lintang berada.
Pertahankan Ciri Tradisional
Didik K Putra, sebagai owner warung bakmi Jowo Lintang menjelaskan, sebagai kuliner yang mengutamakan cita rasa, warung bakmi Jowo Lintang berupaya mempertahankan proses pengerjaan yang sifatnya tradisional.
“Proses pengerjaan itu akan berpengaruh pada rasa,” ujar Didik kepada Joglosemarnews.
Demi mempertahankan ciri tradisional itulah, sebagaimana bakmi Jowo pada umumnya, Didik menggunakan arang sebagai pemanasnya.
Begitu pula, ia tidak tertarik menggunakan kipas elektrik untuk menyalakan bara. Ia cukup mengipasinya dengan tangan menggunakan kipas bambu.
“Memang sedikit agak lama jika dibanding kipas elektrik. Tapi di situlah asyiknya, menunggu. Orang beli bakmi Jowo, biasanya memang sudah siap menunggu, sembari mengobrol,” ujar Didik sembari tersenyum.
Demi mempertahankan nilai tradisionalnya itu pula, Didik menggunakan anglo dari tanah liat. Meski di pasar atau toko cukup banyak panggangan dari besi atau bahan lain, namun ia memilih anglo dari tanah liat.
Dengan anglo, cerita Didik, nyala api akan lebih fokus ke atas ketimbang panggangan dari bahan lain atau dengan bentuk yang beraneka macam. Boleh percaya boleh tidak, anglo berbahan tanah liat juga akan berpengaruh pada rasa masakan.
“Ini malah pengakuan dari para pelanggan sendiri,” kelakarnya.
Warung bakmi Jowo Lintang sebenarnya mulai buka pada awal Maret 2021 kemarin. Jika dihitung dengan waktu, memang belum seumuran jagung. Namun lambat laun, satu per satu pembeli mulai kembali lagi.
Berbekal dari cerita gethok tular, atau cerita dari mulut ke mulut, satu per satu pembeli mulai berdatangan dan nama bakmi Jowo Lintang semakin dikenal.
Bermula dari tetangga kiri kanan rumah, tetangga kampung maupun komunitas kini mulai ketagihan cita rasa bakmi Jowo Lintang.
Para pelanggan bisa memanjakan lidah dengan berbagai aneka masakan di warung bakmi Jowo Lintang. Di antaranya adalah bakmi Jowo kuah, bakmi Jowo goreng, capjay, nasi goreng dan nasi telur.
Di antara jenis sajian tersebut, bakmi Jowo kuah dan bakmi nyemek menjadi unggulan warung bakmi Jowo Lintang.
“Jika dilihat dari peminatnya, paling banyak memang bakmi Jowo kuah, nyemek, bakmi goreng dan capjay nyemek,” papar Didik.
Warung bakmi Jowo Lintang buka setiap hari, mulai dari pukul 17.00 WIB sampai malam hari. Mungkin karena cita rasa yang nagih itulah, pukul 16.30 sudah ada beberapa pembeli yang rela menunggu warung buka.
Di antara yang membeli bakmi di Warung Bakmi Jowo Lintang, ada yang dimakan di tempat, ada pula yang dibawa pulang. Banyak pula yang pesan lewat telepon, dan baru kemudian diambil.
Didik menyadari, bisnis kuliner memang kuncinya ada di rasa. Karena itulah, sebisa mungkin ia menjaga kualitas rasa agar pelanggan betah dan ingin kembali lagi.
“Selain itu kami juga berusaha merawat hubungan pelanggan dengan memberikan keramahan dan berusaha mengenal masing-masing pelanggan,” ujarnya.
Ia mengatakan, yang dilakukannya tidak lebih sebagai bentuk pelayanan dan menjaga silaturahmi dengan para pelanggan.
“Bakmi Jowo memang memiliki kekhasan rasa bagi para penggemar setianya. Maka Bakmi Jowo Lintang ingin meninggalkan kesan secara khas bagi setiap pelanggannya yang selama ini puas dengan rasa dan pelayanan kami,” ujar Didik.
Bagaimana soal harga? Mungkin Anda tak bakal percaya! Pasalnya, semua jenis masakan tadi dibanderol dengan harga yang ramah buat kantong, yakni Rp 10.000 per porsi.
Murah banget? Pasti. Yuk, tunggu apa lagi? Suhamdani