Beranda Daerah Sragen Pelaku Pembacokan Brutal dan Ancaman Pembunuhan di Sukodono Menghilang Bak Ditelan Bumi....

Pelaku Pembacokan Brutal dan Ancaman Pembunuhan di Sukodono Menghilang Bak Ditelan Bumi. Keluarga Korban Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku, Mengaku Terus Was-was dan Ketakutan!

Penampakan terlapor IW yang diduga bikin onar usai membacok 2 warga dan mengancam akan menghabisi semua keluarga di Juwok, Sukodono, Sragen. Foto/Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keluarga korban aksi brutal pria berinisial IW (34) asal Desa Juwok, Sukodono, Sragen yang membacok dan mengancam akan membunuh keluarga Agung (29) warga Dukuh Kedungpring RT 2, Desa Juwok, mendesak kepolisian segera menangkap pelaku.

Hingga kini, pelaku yang diketahui berasal dari Lampung itu dilaporkan menghilang dari rumah sejak kejadian.

Desakan pengusutan dan penangkapan pelaku dilontarkan karena korban dan keluarga mengalami trauma dan dilanda was-was atas ancaman pelaku.

“Keluarga mempertanyakan kenapa sampai sekarang pelaku nggak juga ditangkap polisi. Karena perbuatan pembacokan dan ancaman akan dihabisi itu benar-benar membuat korban dan keluarga tertekan dan dilanda ketakutan,” papar Kades Juwok, Suyono kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (23/5/2021).

Suyono menyampaikan setelah kejadian, pelaku memang menghilang dan kabur entah kemana. Bersamaan dengan itu, istri pelaku, SUN, yang sebenarnya masih berkerabat dengan korban, juga telah meminta maaf kepada korban.

Namun permintaan maaf itu dinilai tidak lantas meluruhkan tekad korban dan keluarga untuk melanjutkan proses hukum. Menurutnya jika tidak diproses, maka akan membahayakan keselamatan keluarga dan korban.

“Istrinya memang sudah minta maaf dan dimaafkan. Tapi keluarga korban tetap minta proses hukum jalan terus. Karena menyangkut keselamatan,” terangnya.

Atas kondisi itu, pihaknya juga berharap agar kasus ini ditangani secara tuntas. Sehingga kejadian serupa tidak terulang dan keluarga korban bisa hidup dengan tenang kembali.

Sementara, Kasubag Humas Polres Sragen AKP Suwarso menyampaikan kasus itu ditangani oleh Polsek Sukodono.

Berdasarkan laporan dari Polsek, kasus itu baru sebatas aduan. Menurutnya, masih diupayakan penyelesaian kekeluargaan karena masih ada hubungan kekerabatan antara korban pelapor dan terlapor.

“Masih dilakukan penyelidikan,” kata dia.

Seperti diberitakan, IW yang asli kelahiran Lampung dan beristri warga Dukuh Kedungpring, RT 2, Desa Juwok, Kecamatan Sukodono, Sragen itu dilaporkan ke Polsek setempat tiga hari lalu.

IW dilaporkan karena nekat membacok pria tetangganya sendiri bernama Agung Rahtomo (29) warga Kedungpring RT 2 dan adiknya, Giyarto dengan celurit.

Tidak hanya itu, IW juga dianggap meresahkan dengan melontarkan ancaman pembunuhan kepada keluarga korban. Aksi nekat IW diduga dipicu oleh rasa cemburu buta karena melihat istrinya tengah ngobrol berdua dengan korban.

Aksi penganiayaan dan ancaman pembunuhan itu terungkap setelah korban, Agung, melapor ke Polsek setempat, Kamis (14/5/2021) malam.

Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Agung mengungkapkan aksi nekat IW terjadi pada Kamis (14/5/2021) malam sekitar pukul 21.30 WIB.

Kejadian bermula ketika malam itu, ia tengah ngobrol bersama bapak, adiknya dan mantan Ketua RT di depan rumahnya. Bersamaan itu, istri IW berinisial SUN (32) kemudian datang dan menanyakan ke Agung apakah mengetahui keberadaan IW.

Karena tidak tahu, Agung pun menjawab tidak mengetahui. SUN kemudian meminta Agung untuk mengontak rekan IW di Desa Gebang yang biasa menjadi tempat main IW. Namun teman itu juga tidak mengetahui keberadaan IW.

“Karena pelaku (IW) tidak di rumah saya, istrinya kemudian minta saya meneleponnya. Saat saya telepon, ternyata posisi dia (IW) itu ada di jalan agak ujung dari rumah saya. Istrinya itu cemas karena IW pamitnya sejak sore mau beli minuman (miras) untuk diminum di rumah. Tapi sampai malam kok nggak pulang-pulang,” papar Agung kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (16/5/2021).

Baca Juga :  Teror Menjelang Masa Tenang Pilkada Sragen 2024: Muncul Spanduk Provokatif di Gondang, Sidoharjo, dan Sragen Kota

Agung menuturkan malam itu, dirinya ngobrol dengan SUN sampai sekitar pukul 21.30 WIB. Tidak hanya berdua, di lokasi itu juga ada bapak dan adiknya yang juga duduk berjarak sekitar 3 meter.

Lokasi ngobrol pun juga terang. Sejenak dicari, IW mendadak melintas depan rumah Agung. Melihat istrinya ngobrol dengan Agung, mendadak emosi IW yang diduga tengah mabuk itu langsung membuncah.

Dengan nada tinggi, IW lantas menghampiri Agung dan menyindir dengan bertanya apakah wajar jika istrinya yang sudah punya suami dan Agung yang sudah berumah tangga, berduaan malam hari.

Belum sempat dijelaskan, mendadak IW meninggalkan mereka. Selang beberapa menit, pria itu datang kembali sembari membawa celurit.

Tanpa basa-basi, celurit diayunkan ke arah tubuh Agung. Beruntung Agung yang melihat ancaman itu, dengan sigap langsung menangkis.

Sekali bisa ditangkis, IW kembali mengulangi mengarahkan celuritnya ke leher Agung. Melihat itu, bapak dan adik Agung langsung menolong dengan menangkis celurit yang diayunkan bertubi-tubi.

“Lha padahal istrinya IW itu kakak ponakan saya jadi masih keluarga. Wong kami ngobrolnya juga ada bapak dan adik saya jarak 3 meter. Dia malah balik lalu bawa celurit. Lalu menebaskan ke arah saya, pertama bisa saya tangkis. Kedua ditangkis bapak dan adik saya. Lalu adik saya teriak minta tolong warga,” urai Agung.

Melihat adik Agung ikut menolong, IW makin kalap. Ia mengejar Agung dan adiknya yang berusaha lari sambil berteriak mencari pertolongan.

Seketika kampung menjadi geger karena warga langsung keluar. Melihat warga berhamburan keluar rumah, IW ketakutan dan kabur menghilang.

“Habis menebas celurit, dia masih ngejar saya tapi kehilangan jejak karena saya lari ke kanan. Nggak dapat saya, dia ganti ngejar adik saya yang lari ke arah kiri. Saya sampai luka-luka gara-gara lari dikejar itu. Siapa nggak takut, dia bawa celurit,” urai Agung.

Meski belum sampai terluka oleh sabetan celurit, Agung mengaku dampak dari kejadian itu membuat dirinya dan keluarganya dalam ancaman serta ketakutan.

Sebab selain sudah menebaskan parang, IW juga sempat melontarkan ancaman akan menghabisinya dan keluarga.

“Keluarga otomatis ketakutan, was-was karena dia sempat ngancam seandainya dia masuk penjara nggak papa. Tapi kalau keluar jangan tanya saya, gitu bilangnya. Ketenangan kami dan keluarga jadi terganggu,” urai Agung.

Malam itu juga seusai kejadian, tokoh RT, pemuda dan Kades Juwok, langsung mendatangi rumahnya. Setelah mendengar kronologi, semua akhirnya sepakat melaporkan kasus itu ke Polsek setempat.

“Dia itu aslinya orang Lampung. Dapat istri kakak keponakan saya itu (SUN). Memang tabiatnya kerap mabuk dan miras,” jelasnya. Wardoyo

Baca Juga :  Semakin Parah, KPU Sragen Gelar Rapat PPS di Hotel Berbintang, Tokoh Sragen Murka: Pemborosan dan Akal-akalan Anggaran

Dikonfirmasi, Kades Juwok, Suyono membenarkan bahwa kasus penganiayaan dan ancaman pembunuhan yang menimpa Agung sekeluarga itu sudah dilaporkan ke Polsek Sukodono malam itu juga.

Ia menduga aksi penganiayaan dengan celurit dan ancaman pembunuhan oleh IW terhadap korban itu diduga dipicu salah paham dan cemburu buta. Terlebih kondisi IW malam itu ditengarai sedang mabuk berat.

“Kejadiannya habis magrib, awalnya istrinya IW mencari keberadaan IW yang belum pulang. Biasanya main di rumah Mas Agung, ngopi-ngopi di situ. Pas nyari di rumah Mas Agung tidak ada, kemudian minta tolong ditelponkan ke temannya ternyata juga nggak ada. Nah pas Mas Agung sambil nyuci mobil di depan rumah, Mas IW lewat di situ. Melihat Mas Agung dan istrinya ngobrol, IW mungkin cemburu. Padahal di lokasi ngobrol itu nggak hanya mereka berdua tapi juga ada beberapa orang,” tutur Kades.

Suyono menjelaskan IW yang saat itu kelihatannya mabuk kemudian balik lagi dan langsung berusaha menebaskan celurit ke arah Agung.

Tidak hanya itu, adiknya yakni Giyarto juga menjadi sasaran hendak dibacok namun berhasil ditangkis pakai balok kayu.

“Sempat bilang kamu tidak usah ikut campur keluarga saya, lalu IW berusaha membacok Mas Agung tapi berhasil ditangkis. Pelaku juga mengejar dan mau membacok lagi tapi ditangkis adiknya, Giyarto. Mas Giyarto gantian dikejar dan dibacok tapi nggak kena. Kelihatannya IW itu mabuk wong di motornya juga bawa ciu. Mungkin cemburu membabi buta padahal istri IW itu masih saudara Mas Agung,” jelas Kades.

Atas kejadian itu, para tokoh dan warga memang mendukung kasus itu dilaporkan ke Polsek. Menurutnya, warga sangat berharap pelaku bisa diproses hukum karena perbuatan pelaku sudah sangat membahayakan keselamatan keluarga korban dan juga warga lain.

Terlebih, dari keterangan orangtua kandung IW di Lampung, yang bersangkutan dikenal berperangai temperamental dan kerap main bacok jika marah atau mengamuk.

“Itu (tabiat suka mbacok) yang bilang orangtuanya sendiri di Lampung. Makanya ini warga resah semua. Bahkan berapa hari ini warga resah dan takut kalau dia kembali lagu ke sini. Karena sempat mengancam juga, kalau sampai ditangkap polisi dan dipenjara, nanti keluar penjara keluarga semua mau dihabisin. Kami sendiri juga resah, karena merasa tidak nyaman karena kebetulan juga dekat rumah saya,” tegasnya. Wardoyo