Beranda Daerah Sragen Tragedi Pesta Pernikahan Berujung Petaka di Sambirejo Sragen Usai Kedua Pengantin...

Tragedi Pesta Pernikahan Berujung Petaka di Sambirejo Sragen Usai Kedua Pengantin Sekeluarga Positif Covid-19. Maunya Senang-Senang Campursarinan, Tapi Malah Berakhir Tangis-Tangisan

Ilustrasi swab antigen ke pengantin yang digelar aparat kepolisian dan Satgas Covid-19 di Sragen, Minggu (30/5/2021). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tragedi pembatalan pesta hajatan pernikahan karena pengantin ketahuan positif covid-19 di Dukuh Jatirejo, Desa Blimbing, Sambirejo, Sragen, Sabtu (29/5/2021) siang menyisakan cerita menyesakkan.

Betapa tidak, mimpi SUW (50) untuk merayakan hari bahagia pernikahan putrinya terpaksa berubah jadi petaka.

Semua gegara mempelai perempuan ketahuan positif terkonfirmasi Covid-19. Tak hanya itu, mempelai pria berikut SUW dan istrinya serta satu anaknya yang lain, ternyata juga ikut terpapar positif.

Celakanya, hasil swab itu keluar hanya beberapa saat sebelum pesta pernikahan dimulai Sabtu (29/5/2021) sore.

Seketika mendengar hasil swab PCR pengantin dan keluarganya dinyatakan positif, SUW dikabarkan langsung terpukul.

SUW dan istrinya yang juga dinyatakan positif, sempat syok dan bahkan pingsan menerima kenyataan bahwa pesta hajatannya yang baru akan dimulai terpaksa harus dibatalkan.

“Awalnya yang punya hajat Pak SUW memang sempat syok dan semaput. Kami memahami kondisinya. Mungkin malu hajatan yang sudah dirancang sejak lama, tidak bisa berlangsung. Apalagi ibaratnya semua sudah disiapkan tinggal nuthuk gong besarnya di hari H, malah ada kejadian seperti itu,” papar Kades Blimbing, Margono kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (30/5/2021).

Terlebih insiden pembatalan itu terjadi tepat beberapa detik sebelum hari H atau hiburan digeber.

Apalagi undangan sudah terlanjur disebar dan punjungan juga sudah diantar. Tak hanya dari sisi psikologis, empunya hajat dipastikan juga sudah keluar banyak biaya.

“Kalau ijab kabulnya sebenarnya sudah dilaksanakan 4 bulan lalu, rencananya tinggal peresmiannya atau seneng-seneng saja. Dari orangtuanya sudah merancang pesta pernikahan dengan hiburan campursarinan dan organ tunggal digelar mulai Sabtu (29/5/2021) sore sampai Minggu (30/5/2021),” jelas Margono.

Selain menyewa hiburan organ tunggal dan campursari, biaya sewa peralatan lainnya juga dipastikan tidaklah sedikit.

“Sudah mengeluarkan banyak biaya tinggal nuthuk gong malah nggak jadi. Tapi setelah diberi penjelasan ke simbahnya dan akhirnya bisa menerima,” terang Kades.

Pembatalan hajatan itu terjadi Sabtu (29/5/2021) sore tepat menjelang pesta dimulai. Rencananya pesta hajatan dengan campursari itu akan digelar sehari semalam dimulai Sabtu sore hingga Minggu hari ini.

Tapi apa mau dikata. Pesta yang dirancang sejak berbulan-bulan lalu itu, terpaksa harus buyar.

Pasalnya kedua mempelai pengantin dan kedua orangtuanya atau si empunya hajat kedapatan positif terkonfirmasi Covid-19.

Baca Juga :  Dahsyat, Kampanye Terbuka Bowo Suwardi di Sragen Didukung Langsung Presiden Prabowo dan Masa Pendukung Penuhi Lapangan Nglorog Hingga Jalan Raya Sukowati

Tidak hanya itu, satu anggota keluarga atau adik pengantin perempuan juga terpapar Covid-19.

Selain pesta pernikahan dihentikan, kedua pengantin dan sekeluarga itu terpaksa harus menjalani isolasi mandiri di rumah kosong milik simbahnya.

Data yang dihimpun di lapangan, pesta pernikahan itu dihentikan sesaat sebelum acara hiburan akan dimulai Sabtu (29/5/2021) siang. Penghentian dilakukan setelah hasil swab PCR pengantin dan sekeluarga itu keluar pukul 11.30 WIB.

Pengantin perempuan diketahui berinisial AY (21) sedang laki-laki berusia hampir sama. Kades menyampaikan setelah hasil swab PCR positif, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 kecamatan dan kabupaten.

Akhirnya dari Satgas Kabupaten melalui Sekda yang diwakilkan Camat, memberikan petunjuk agar perhelatan pesta pernikahan itu dihentikan.

Dari petunjuk Satgas Kabupaten itu kemudian diteruskan ke pihak keluarga atau empunya hajat untuk diminta menghentikan pesta pernikahan.

Menurut rencana, perhelatan pesta itu akan dimeriahkan hiburan campursari pada siang hari dan malamnya diisi organ tunggal.

“Setelah hasil PCR keluar pukul 11.30 WIB, kemudian turun instruksi dari Pak Sekda melimpahkan ke Pak Camat. Pak Camat kemarin juga turun ke lokasi bersama Pak Sekcam dan saya selaku Ketua Satgas Desa untuk memberikan imbauan ke keluarga. Kemarin simbahnya yang diajak musyawarah dan akhirnya setelah diberi penjelasan mereka bisa menyetujui. Semua sound system sebenarnya sudah dipasang, tinggal nyetel saja, ya terpaksa dibatalkan. Jadi baru mau mulai sorenya, siangnya keluar hasil swab positif sehingga langsung dihentikan,” papar Kades, Minggu (30/5/2021).

Lebih lanjut, Margono menyampaikan meski hiburan dan hajatan dibatalkan, tamu yang sudah terlanjur datang, akhirnya tetap diterima. Tapi semua dijalankan dengan sistem murni drive thru.

Yakni para tamu datang, memasukkan sumbangan lalu balik tanpa ada jamuan. Semua proses itu diawasi oleh Satgas Desa bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas.

“Karena undangan sudah terlanjur disebar dan punjungan semua sudah diantar. Makanya tamu tetap diterima tidak ada daharan dan unjukan (makan dan minum. Penataan kursi juga tidak ada. Semua memang karena situasi dan keadaan. Satgas kita kerahkan, Babinsa dan Bhabinkamtibmas Polsek disiagakan untuk mengawasi lokasi. Alhamdulillah semua bisa lancar tertib, tamu juga bisa memaklumi,” terangnya.

Demi Keselamatan Bersama

Camat Sambirejo, Didik Purwanto membenarkan insiden penghentian perhelatan hajatan pernikahan warga di Desa Blimbing itu.

Baca Juga :  Satuan Narkoba Polres Sragen Tangkap Pelaku Pengedar Narkoba Jenis Sabu dan Obat Berbahaya Lainnya

Menurutnya insiden itu berawal dari pengantin perempuan yang sebelumnya periksa ke salah satu dokter setempat dan hasil rapid antigennya positif.

“Karena antigen positif, Bu Dokter P itu kemudian koordinasi dengan Puskesmas akhirnya dilakukan tracing terhadap 8 orang keluarganya yang kontak erat. Karena mau mantenan, Puskesmas tidak mau ambil risiko, sehingga yang 5 di Swab PCR. Nah, hasilnya keluar Sabtu kemarin dan ternyata kedua pengantin, orangtuanya dan satu saudaranya itu positif semua,” terang Didik.

Karena empunya hajat dan pengantin positif, Didik menyampaikan secara otomatis Satgas juga tidak mau ambil risiko.

Setelah berkoordinasi dengan Satgas kabupaten, pijaknya kemudian secara persuasif memberitahu keluarga dan meminta perhelatan hajatan dihentikan.

“Saya bersyukur pihak keluarga yang diwakili simbahnya yang mandegani punya kerja dapat menerima dengan baik. Akhirnya ya sudah, beberapa persiapan langsung kita cancel. Dua pengantin, orangtua manten, sama satu saudara pengantin perempuan diisolasi di rumah kosong agak jauh dari tuan rumah. Perhelatan kita stop, sound dikukuti, kursi ditumpuk lagi. Tapi karena undangan sudah tersebar, untuk mengantisipasi tamu agar tidak kecele kita lakukan drive thru. Datang nyumbang langsung pulang, Alhamdulillah semua jalan dengan baik,” terangnya.

Didik mengapresiasi sikap legawa dari pihak keluarga yang bisa menerima arahan meski dengan sangat berat. Pihaknya menyadari hal itu namun menurutnya langkah itu terpaksa dilakukan demi menyelamatkan warga dan kebaikan bersama.

“Kendati berat, kami apresiasi kepatuhan warganya yang bisa menerima. Kesadaran warga juga bagus. Ini semata-mata untuk memutus penyebaran covid-19 dan keselamatan bersama,” tandasnya. Wardoyo