Beranda Daerah Karanganyar Ketua DPRD Karanganyar Ungkap Kecerobohan-Kecerobohan Penanganan Covid-19 di RS. Cemaskan Pasien Positif...

Ketua DPRD Karanganyar Ungkap Kecerobohan-Kecerobohan Penanganan Covid-19 di RS. Cemaskan Pasien Positif Hanya Isoman di Rumah, Mereka Santai Saja Tapi Yang Tertular Bisa Mati!

Bagus Selo. Foto/Beni

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ketua DPRD Karanganyar, Bagus Selo mengaku pernah menegur Satgas Covid-19 dalam rapat koordinasi penanganan covid-19 belum lama ini.

Menurutnya, teguran itu dilontarkan lantaran terjadi sejumlah kecerobohan yang dilakukan manajemen rumah sakit yang merawat inap pasien Covid-19.

Beberapa kecerobohan di antaranya pasien Covid-19 di RS seharusnya tidak boleh dijaga keluarganya apalagi dibesuk.

“Serahkan saja ke nakes. Ini yang membuat penularan makin masif,” ujarnya kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (18/6/2021).

Bagus juga menyoroti jumlah kasus pasien positif tanpa gejala yang hanya diminta isolasi mandiri di rumah. Padahal jumlah pasien isoman jauh lebih banyak daripada yang dirawat di RS.

Menurutnya jika pasien isoman ini tanpa pengawasan, maka akan sangat bisa celaka. Mereka bisa pergi kemana-mana dan tak tahunya menularkan virus.

“Mereka santai saja enggak merasa gejala. Tapi orang yang tertular itu bisa mati!,” urainya.

Bagus Selo sangat berharap peran aktif Satgas Jogo Tonggo dalam mengawasi atau membantu logistik harian isoman.

Sebab, pemerintah tidak mampu mencukupi logistik tersebut secara kontinyu sampai masa isolasi mandiri selesai.

Ketua DPC PDIP itu juga mendesak Satgas Covid-19 tingkat kabupaten menangani lebih cerdas. Misalnya membuka tempat isolasi terpusat.

“BLK Karangpandan sudah ada. Silakan dipakai mengisolasi. Jaga-jaga saja jika terjadi gejolak seperti di Kudus. Di sana akan lebih terpantau daripada isolasi mandiri di rumah. Kasihan nakes kalau begini terus. Warga perlu lebih sadar prokes,” katanya.

Kemudian, Bagus meminta koordinasi pendataan by name dan by address pasien rawat inap dan isoman lebih diperhatikan puskesmas dan pemerintah desa. Selama ini hubungan keduanya seakan parsial.

Ia mengapresiasi inisiatif pemerintah desa terkait pemberian tanda stiker rumah warga yang dipakai isolasi mandiri. Hal itu memudahkan satgas jogo tonggo menyikapinya.

Mengenai anggaran, Bagus Selo menyebut tersedia belanja tak terduga (BTT) Rp 10 miliar untuk penanganan Covid-19.

“Jangan menunggu lama-lama. Siapkan dengan cepat sebelum terlambat. Termasuk pemberian sanksi bagi pelanggar. Saya sepakat dengan penutupan sementara pasar tradisional atau pasar modern untuk sterilisasi setelah ada yang terkonfirmasi positif terpapar Covid-19 di lokasi itu,” tandasnya. Wardoyo