WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek menyebut kondisi ketersediaan tempat tidur untuk perawatan pasien COVID-19 dalam kondisi kritis.
Pernyataan Bupati disampaikan mengingat kapasitas bed isolasi di rumah sakit di Wonogiri nyaris penuh. Bahkan hampir menyentuh 100 persen.
“BOR (bed occupancy rate) di seluruh rumah sakit yang ada di Wonogiri nyaris 100 persen. Saat ini menyentuh angka 99,7 persen,” kata dia lewat sambungan telepon Selasa (29/6/2021).
Untuk diketahui, hingga Senin (28/6) pukul 21.00 WIB, dari total 346 bed yang disediakan semua rumah sakit rujukan COVID-19, 345 di antaranya sudah terisi, atau tinggal menyisakan satu bed isolasi. Sementara itu, dari total 27 bed ICU isolasi, 13 di antaranya sudah diisi pasien.
“Ini sangat kritis, karena itu kita sudah siapkan fasilitas isolasi mandiri di Gedung PGRI,” tandas Bupati.
Pasien yang nantinya memiliki gejala ringan bakal ditempatkan di Gedung PGRI.
Hingga Senin malam, ada tambahan 73 kasus baru. Dengan begitu, secara kumulatif ada 5.885 warga Wonogiri yang terpapar Corona. 5.055 di antaranya kini sudah sembuh.
Sebanyak 378 orang meninggal dunia dengan status positif. Hingga waktu yang sama, kasus aktif mencapai 452 orang. 368 orang di antaranya dirawat di rumah sakit dan 84 orang lainnya menjalani isolasi mandiri.
“Kalau masuk ke rumah sakit dipastikan bergejala berat,” kata Jekek.
Gejala itu misalnya saat kadar saturasi oksigen rendah. Jekek mengatakan, pasien yang mengalami gejala itu bakal diprioritaskan untuk mendapatkan perawatan. Dia juga menegaskan perawatan bagi pasien Corona di rumah sakit gratis.
“Biaya ditanggung pemerintah. Bahkan, mohon maaf, apabila pasien meninggal dunia biaya pemulasaraan jenazah dengan protokol kesehatan juga ditanggung pemerintah,” jelas dia.
Bupati mengatakan, Pemkab Wonogiri saat ini sudah mengeluarkan kebijakan guna menekan potensi penambahan angka penularan Corona. Di antaranya adalah melarang digelarnya hajatan dan penutupan objek wisata yang bisa menimbulkan kerumunan.
Kebijakan yang diambil, kata dia, ditujukan untuk membangun kesadaran kolektif dari publik bahwa dalam menangani pagebluk ini bukan hanya tugas pemerintah. Pihaknya juga akan memberikan sosialisasi dan edukasi yang lebih masif untuk membangun kesadaran kolektif agar nantinya bisa muncul social immunity atau kekebalan sosial. Aris