Beranda Daerah Wonogiri Tenang, Hanya Padang Savana Glesungrejo yang Ditutup, Jalur Baturetno-Eromoko Lewat Genangan Waduk...

Tenang, Hanya Padang Savana Glesungrejo yang Ditutup, Jalur Baturetno-Eromoko Lewat Genangan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Tetap Dibuka

Jalan lama
Jalur lama penghubung Desa Glesungrejo Kecamatan Baturetno dengan Desa Tegalharjo Kecamatan Eromoko yang membelah WGM Wonogiri saat terisi air. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Secara resmi padang rumput atau dikenal dengan padang savana Glesungrejo Wonogiri kini ditutup. Namun demikian jalur pembelah
Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri itu tetap dibuka untuk keperluan pelintasan kendaraan.

Dengan demikian pengguna jalan tetap boleh melintas jalur lawas tersebut. Jalur itu menghubungkan Kecamatan Baturetno di Desa Glesungrejo dengan Kecamatan Eromoko di Desa Tegalharjo.

Awalnya sebelum penutup, banyak pengunjung yang datang ke padang savana menyusul telah dibukanya obyek wisata di Wonogiri. Hanya saja pengunjung di padang savana itu luar biasa banyaknya, mencapai ribuan orang ketika sore hari.

Mereka berada di padang savana sambil menikmati hijaunya rumput plus keindahan waduk yang surut. Sejumlah warga memanfaatkannya dengan menerbangkan layang-layang ukuran besar dan panjang.

Lantaran terlalu banyaknya pengunjung dikhawatirkan terjadi penularan COVID-19. Lantaran itu padang savana yang membentang dari Desa Glesungrejo Kecamatan Baturetno hingga Desa Tegalharjo Kecamatan Eromoko itu ditutup. Penutupan dilakukan di Desa Tegalharjo Kecamatan Eromoko.

Akan tetapi, kata Camat Eromoko Danang Erawanto, masyarakat masih bisa melintasi padang rumput itu sebagai akses lalu lintas antar kecamatan yakni Eromoko menuju Baturetno atau sebaliknya.

“Jalur masih bisa dilewati kendaraan. Silahkan melintas. Yang ditutup adalah padang rumput yang muncul setelah genangan WGM mengering, untuk sejumlah kegiatan yang mengundang massa,” ujar Camat Eromoko Danang Erawanto, Rabu (20/10/2021).

Baca Juga :  Dugaan Politik Uang Sembukan Sidoharjo Wonogiri, Seret Ketua RT RW hingga Kadus, Masa Tenang Justru Jadi Tidak Tenang

Di penghujung akhir pekan itu kata Camat Eromoko banyak orang berkumpul di padang rumput yang membentang antara Desa Tlogorejo hingga Dusun Glesung Kecamatan Baturetno. Bahkan, di laman media sosial dibanjiri foto dan video suasana warga yang menyerbu padang rumput itu.

“Area ini ditutup untuk wisata, ajang bermain layang-layang dan ajang berkerumun lainnya. Yang kita khawatirkan muncul klaster penyebaran COVID-19 di wilayah itu,” tegas Camat.

Danang mengatakan, penutupan area itu dilakukan pada Senin (18/10) pagi. Pihaknya didampingi Forkompincam Eromoko, Polsek Eromoko dan dibackup Polres Wonogiri.

“Selain itu, kami juga sudah pasang plakat penutupan padang rumput agar masyarakat tahu. Bahkan, jalur yang dari arah Baturetno juga ditutup untuk kegiatan wisata,” jelas dia.

Pihaknya mengatakan, sebagai antisipasi, juga dilakukan patroli di area padang rumput tersebut. Bahkan, Rabu pagi tim gabungan melakukan penjagaan.

Danang menambahkan, pasca penutupan padang rumput sempat terjadi pro kontra dari kalangan remaja desa setempat. Pihaknya sudah berikan pemahaman, bahwa penutupan ini demi kebaikan bersama.

Untuk diketahui jalur tua di area pasang-surut Waduk Gajah Mungkur Kabupaten Wonogiri kini muncul lagi. Ketika musim hujan, jalan tersebut tenggelam oleh perairan waduk. Namun saat air menyusut di musim kemarau, jalur-jalur itu muncul kembali, sehingga sekarang bisa dilewati sepeda motor.

Jalur tua yang muncul lagi itu, antara lain jalan dari Desa Tegalharjo (Kecamatan Eromoko) sampai Desa Glesungrejo (Kecamatan Baturetno) dan jalan dari Kelurahan Wuryantoro (Kecamatan Wuryantoro) sampai Desa Glesungrejo (Kecamatan Baturetno). Beberapa ruasnya kendaraan bermotor.

Baca Juga :  Indonesia Pusaka Cover by Davina, Karya Terbaru SMPN 4 Karangtengah Wonogiri Meriahkan HUT PGRI dan HGN

Sebelum Waduk Gajah Mungkur berdiri, jalan Wuryantoro-Baturetno merupakan salah satu jalur penting bagi masyarakat sekitar. Namun setelah waduk dibangun, sekitar tahun 1980 silam, jalur tersebut tergenang perairan. Jalan hanya muncul ketika musim kemarau mencapai puncaknya.

Para pengguna jalan hanya membutuhkan waktu sekitar 7-8 menit untuk melintasinya. Jalur itu bisa memangkas waktu jauh lebih singkat untuk menghubungkan antara Kecamatan Eromoko dengan Baturetno. Pasalnya, ketika jalan terendam air waduk, masyarakat harus mengambil jalur memutar melalui Giriwoyo yang waktu tempuhnya bisa beberapa kali lipat. Aris