Beranda Daerah Wonogiri Warung Pindang Kambing Mbok Sinem Ngadirojo Wonogiri Hanya Buka Sore di Dapur,...

Warung Pindang Kambing Mbok Sinem Ngadirojo Wonogiri Hanya Buka Sore di Dapur, Selain Idul Adha Tak Pernah Libur Lur

Pindang kambing
Mbok Sinem membungkus pindang kambing pesanan pembeli. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Anda penikmat kuliner khas Wonogiri, layak mencoba menu satu ini, pindang kambing Mbok Sinem Ngadirojo Wonogiri. Namun jangan sampai keliru waktu ya kalau mau ke warungnya.

Pasalnya memang warung pindang kambing Mbok Sinem buka setiap hari. Hanya saja jika anda datang saat pagi atau siang bahkan malam,dijamin warung belum buka.

Warung pindang kambing Mbok Sinem Ngadirojo Wonogiri hanya sore hari. Biasanya dalam hitungan beberapa jam saja dagangan sudah habis diantri pembeli.

Satu lagi, jangan pikirkan suasana warung makan saat datang ke pindang kambing Mbok Sinem Ngadirojo Wonogiri. Tak ada meja kursi panjang plus sendok garpu layaknya layout warung makan.

Sebab warung pindang kambing Mbok Sinem Ngadirojo Wonogiri hanya berada di dapur rumahnya. Mbok Sinem dibantu rekannya duduk menanti pelanggan sambil menghadap kuali besar berisi pindang dan wajan berisi olahan kikil, kulit, usus, babat kambing dan sapi.

Pindang dibuat dari campuran tepung gaplek atau singkong dan aneka bumbu. Wujudnya menyerupai jenang dan lengket. Warnanya juga keruh kecoklatan

Namun jangan salah rasanya dijamin nikmat dan gurih. Baunya khas menggoda lidah untuk berdansa.

Nah, di warung pindang kambing Mbok Sinem pindang disajikan bersama potongan jerohan kambing dan sapi. Ada babat, kulit, kikil, usus, dan sejenisnya.

Baca Juga :  Apakah 2025 Masih Ada Bansos?

Semakin menambah nikmat adalah wadah pembungkusnya berupa daun jati. Selanjutnya direkatkan dengan bantuan biting atau penusuk dari bambu atau lidi kecil.

Bagaimana mengenai harga? Jangan khawatir, satu bungkus pindang dihargai Rp5 ribu, cukup membuat kenyang. Mau ukuran besar, boleh dengan harga Rp10 ribu atau sesuai permintaan.

Kepada wartawan yang menemuinya di dapur sekaligus warung jualannya, Mbok Sinem mengaku berjualan sejak tahun 1988 lalu. Mbok Sinem hanya menjajakan pindang buatannya di dapur rumahnya di Dusun Sambirejo RT 1 RW 9 Desa Ngadirojo Kidul Kecamatan Ngadirojo mulai sore hari.

Kenapa buka sore dan di dapur? Alasannya sederhana, tenaganya sudah tidak kuat apabila berjualan di pasar maupun memulai jualan di pagi hari. Sebab butuh waktu untuk memproses bahan tersebut menjadi kuliner yang memanjakan lidah.

Mbok Sinem mengaku, mulai memasak di siang hari dan matang di sore hari sekitar pukul 15.00 WIB, untuk menjaga cita rasa, dimasak dengan kayu bakar.

“Buka tiap hari, tutupnya di Idul Adha saja, kalau Idul Fitri malah rame banget. Paling sedikit menyembelih enam ekor kambing untuk kebutuhan pelanggan pas ramai,” kata dia, Senin (27/12/2021).

Mbok Sinem mengaku, saat ramai, kurun waktu satu setengah jam saja, satu panci pindang dan satu wajan penuh jeroan ludes diserbu pembeli.

Baca Juga :  Jenis Kendaraan yang Dilarang Melintas Selama Nataru, Jadwal Larangan dan Jalurnya

Soal cita rasa, tidak perlu diragukan, memasaknya saja dengan kayu bakar, terlebih membungkusnya dengan daun jati. Dipastikan akan membuat lidah bergoyang.

Di usianya yang sudah 70 tahun lebih, Mbok Sinem berprinsip jualan dengan dinikmati, tak muluk-muluk soal target dan keuntungan.

“Kalau saya, pas laris ora bungah-bungah, pas sepi yo ora susah-susah, itu saja,” ujarnya sambil terkekeh.

Salah satu pembeli, Airlangga (24) warga Wonogiri mengaku datang ke rumah Mbok Sinem untuk membuktikan omongan teman-temannya tentang rasa Pindang Nyamleng Mbok Sinem. Terlebih di media sosial banyak yang membahasnya.

“Nikmat gurih, bikin nagih,” ujar Airlangga. Aris