TAPANULI TENGAH, JOGLOSEMARNEWS.COM — Jauh sebelum ekskavasi situs Bongal di Desa Jago jago Kecamatan Badiri Tapanuli Tengah dilakukan, Sultanate Institute menerjunkan tim ekspedisi.
Tim ini mengemban misi melakukan eksplorasi dan penentuan titik ekskavasi lanjutan Situs Bongal.
Dalam kegiatan pra ekskavasi itu tim menemukan sejumlah barang penting. Di antaranya tim ekspedisi menemukan fragmen-fragmen keramik Changsa, gelang-gelang dari tembaga, serta tembikar berglasir dari Nishapur.
Melalui rilis yang juga diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (16/2/2022) eksplorasi kawasan ini turut melibatkan tim ekspedisi Sultanate, peneliti Mapesa Yoesri Ramli dan Arkeolog Independen Deddy Satria.
Ketua Tim Ekspedisi Situs Bongal, Riyanto Nur Cahyo menuturkan, eksplorasi dilakukan sejak tanggal 25 Februari 2022.
Selama 9 hari, tim telah melakukan esklorasi di sejumlah wilayah. Di antaranya kawasan perbukitan di Kampung Nias, seluruh bagian Situs Bongal, Teluk Pandan beserta hutannya dan kawasan di Ujung Kabun.
“Setidaknya sudah 85 titik yang kami eksplorasi dalam kegiatan pra ekskavasi ini”, jelas Riyan.
Riyan menambahkan, medan yang dilalui dalam eksplorasi kawasan ini cukup bervariasi. Namun sebagian besar merupakan hutan yang belum memiliki jalur pendakian.
“Jadi kami harus menerabas hutan untuk berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Bahkan ada yang medannya sangat curam, sehingga kami harus merangkak,” tutur dia.
Saat melakukan eksplorasi di perbukitan Bongal Desa Jago Jago Kecamatan Badiri Tapanuli Tengah, tim menemukan 3 air terjun. Ketinggiannya sekitar 10 meter, 7 meter dan 5 meter. Selain itu juga ditemukan banyak anak sungai.
Keberadaan air terjun dan banyaknya aliran anak sungai diduga menjadi sumber air bersih di masa silam.
“Anak sungai sangat banyak untuk menyediakan sumber air bersih dan bermineral di Bongal. Pertanyaannya, sebesar apakah penggunaan air bersih di masa lalu. Satu lokasi yang sangat jelas untuk dapat dipahami ditemukan di lokasi beberapa lahan kebun” ujar Pakar Arkeologi Islam Deddy Satria.
Lanjut Deddy, tim juga menemukan banyak artefak saat mengeksplorasi lembah-lembah di Situs Bongal yang berada dekat dengan hutan nipah.
Di kawasan ini banyak ditemukan fragmen dari perlengkapan-perlengkapan kapal. Ia menduga lembah Bukit Bongal di sepanjang Sungai Pinangsori ini dahulunya adalah bibir pantai.
Tim ekspedisi juga menemukan struktur yang diduga merupakan sisa-sisa bangunan di masa silam.
Selain itu pada bagian lembah dari Bukit Bongal, tim ekspedisi menemukan fragmen-fragmen keramik Changsa, gelang-gelang dari tembaga, serta tembikar berglasir dari Nishapur.
Ada pula temuan cangkang kerang dan sampah kulit penyu. Deddy menduga temuan-temuan tersebut merupakan sampah-sampah makanan di masa silam.
Eksplorasi yang dilakukan sejak tanggal 25 Januari hingga 12 Februari 2020 itu memberikan suatu gambaran bahwa Situs Bongal terdiri dari tiga level atau tiga bagian.
Level 1 adalah kawasan lembah dari Situs Bongal yang di sini banyak ditemukan artefak-artefak. Kemudian level 2 adalah kawasan yang berupa teras-teras atau tanah datar. Pada level ini Deddy bersama tim menemukan bekas struktur bangunan.
“Bahkan satu struktur ditemukan berbentuk teras dengan susunan batu berukuran seragam dengan dua tumpukan batu seperti kuburan dengan batu besar untuk tanda bagian kepala dan kaki kubur. Arah kedua kubur ini itu kiblat dan terasnya utara. Lokasi ini layak diuji untuk penggalian”, jelas Deddy Satria.
Dan terakhir adalah level 3 yang berupa bukit-bukit curam. Menurutnya menjadi titik akhir aktivitas manusia di masa silam.
Maka dari itu berdasarkan temuan-temuan dan pemetaan yang telah dilakukan, tim merekomendasikan ekskavasi dilakukan pada kawasan di level 1 dan 2. Sedikitnya ada 4 lokasi yang direkomendasikan sebagai titik ekskavasi.
“Saya menduga di lembah bukit yang dekat dengan rawa dan juga teras atau tanah datar banyak menyimpan jejak aktivitas manusia pada masa lalu,” tegas Deddy. Aris/rilis