Beranda Daerah Sragen Pedagang Suvenir Sangiran Menjerit, Pemdes Tepis Tudingan Sub Terminal Jadi Biangnya. Begini...

Pedagang Suvenir Sangiran Menjerit, Pemdes Tepis Tudingan Sub Terminal Jadi Biangnya. Begini Penjelasannya!

Salah satu pedagang suvenir di Museum Sangiran saat menunggu pedagang yang belakangan sepi pengunjung. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keluhan sepinya penjualan yang dirasakan para pedagang suvenir di Obyek Wisata Museum Manusia Purba Sangiran, Kalijambe, membuat pihak pengelola dan Pemdes Krikilan angkat bicara.

Pemdes pun menolak tudingan sepinya omzet itu imbas dari keberadaan sub terminal yang menjadi transit para wisatawan. Akan tetapi banyak faktor yang memicu penurunan omzet para penjual suvenir.

Sekretaris Desa (Sekdes) Krikilan, Aries Rustioko mengatakan sepinya omzet itu disinyalir karena beberapa faktor.

Di antaranya karena lesunya ekonomi dampak pandemi. Kemudian daya beli masyarakat saat ini dinilai masih turun imbas pandemi.

“Jadi bukan karena keberadaan sub terminal,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (17/2/2022).

Aries menjelaskan keberadaan sub terminal itu dirintis justru untuk pemberdayaan masyarakat yang yang lebih luas.

Menurutnya kehadiran sub terminal dan pemindahan parkir ke areal dekat sub terminal lebih karena lahan parkir di dalam museum bukan lahan milik desa.

“Lahan parkir di dalam itu juga bukan lahannya Pemkab Sragen maupun BPSMP tapi lahannya pihak provinsi. Maka dari itu kami bikin sub terminal ini dengan harapan apa makin memperdayakan masyarakat luas. Nanti ada shelter UMKM di situ,” terangnya.

Baca Juga :  RSU Hastuti Sragen Resmi Dibuka oleh Bupati Yuni, Menjadi RS Ke-13 di Kabupaten Sragen

Ia menerangkan saat ini sudah ada 180 pelaku ojek yang bisa diberdayakan. Kemudian mobil angkut ada 22 mobil.

Lantas kehadiran sub terminal dan shelter juga sudah bisa memperdayakan berapa keluarga pelaku UMKM untuk ikut membuka usaha.

“Yang di dalam museum itu yang pedagang suvenir dan makanan juga ada yang ikut ngojek juga. Yang ikut mobil juga ada. Jadi visi misi sejak awal memang untuk pemberdayaan semua lapisan,” jelasnya.

Pernyataan itu disampaikan menyusul keluhan sejumlah pedagang sovenir di lingkungan museum Sangiran yang belakangan dilanda sepi penjualan.

Kondisi itu dirasakan sejak museum dibuka kembali untuk umum beberapa bulan lalu.

Pantauan di lapangan, sejumlah pedagang di kios suvenir Museum Sangiran terlihat lengang. Bahkan sebagian hanya duduk di depan kios mereka dan sesekali berteriak memanggil sejumlah pengunjung menawarkan dagangannya.

Ketua koperasi pedagang suvenir museum Sangiran, Bambang Sugiarto (49) warga Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen mengatakan selama pandemi, di lingkungan museum penjualan suvenir sangat sepi dan omset sangat jauh dari harapan.

Baca Juga :  Gerakan Pembaharuan Sragen (GPS) Terbelah, Tokoh-Tokoh Senior Berbalik Mendukung Bowo-Suwardi di Pilkada Sragen 2024

“Iya karena pertama dampak pandemi. Terus setelah dibuka itu dampak parkir yang di luar sehingga otomatis pengunjung itu ketika berkunjung ke sangiran itu pulangnya tidak melewati kios keberadaan kami,” kata Bambang, Rabu (16/2/2022). Wardoyo